Manusia
tak pernah puas dengan apa yang dimilikinya. Semua yang belum dimiliki terlihat
begitu menggoda, begitu menarik tapi setelah dimiliki biasa-biasa saja, tidak
seistimewa yang dipikirkan sebelum dimiliki bahkan ada rasa kecewa setelah memilikinya.
Mungkin manusiawi, mungkin.
Kita
terlalu sering memaklumi kelakuan diri sendiri dengan mengucapkan kata
“manusiawi”. Kita? Atau mungkin hanya saya saja yang berpikir seperti ini?
Entah
itu sebuah benda, sebuah keinginan, sebuah mimpi atau sebuah pekerjaan
sekalipun sama saja. Sebelum memilikinya terlihat begitu “wah” tapi setelah
memilikinya “biasa aja tuh”. Terkait dengan pekerjaan sedikit pengalaman
sebagai seorang fresh graduate yang sedang berapi-api menjajal kemampuan di
dunia nyata.
Sebagai
manusia baru yang baru saja keluar dengan gelar kebanggaany harus menghadapi
realita dunia nyata yang ternyata tidaks esuai dengan impiannya selama masih di
kampus. Mencoba menjajal kemampuan dengan melayangkan surat lamaran, CV dengan
berbagai pengalam organisasi, kepanitian, sertifikat kegiatan dan selembar
kertas sakti yang bernama ijazah. Minggu berganti minggu, sudah tak terhitung
jumlah surat lamaran yang dikirimkan tak satupun yang bersambut dengan dering
telpon panggilan.
Setelah
dinyatakan lulus dari fakultas peternakan saat itu meskipun saya belum di
wisuda tapi sudah gencar mencari pekerjaan. Semenjak selesai penelitian saya
bekerja bersama dosen pembimbing mengerjakan proyek penelitian mikrobiologi
yang dapat mengurai limbah sawit yang mencemari lingkungan perairan penduduk.
Dengan berbekal pengalaman penelitian untuk tugas akhir, pengerjaan proyek
itupun tidak terlalu sulit untuk dilakukan. Perbanyakan bakteri mulai dari
kelompok asam laktat, kapang, khamir hingga bakteri pathogen dilakukan sampai
mendapatkan kultur kering yang jumlahnya berkilo-kilo. Setelah itu dicampur
dengan bahan lainnya menggunakan formulasi tertentu untuk diuji coba salah satu
perkebunan sawit di Kalimantan. Hampir 3 bulan mengerjakan proyek tersebut
hingga pada suatu hari ada sebuah panggilan amsuk dari salah satu perusahaan
swasta di tangerang yang memangiil untuk melakukan interview. Saat itu aku
sudah tidak berpikir pekerjaan macam apa yang akan aku kerjakan nanti disana,
pokoknya yang penting keterima kerja itu sudah cukup mebuktikan bahwa aku bisa,
aku keren. Itu adalah kesalahanku yang
pertama. Aku tak pernah menyesali
bahwa aku bekerja di industi yang sebenarnya sangat jauh sekali dengan bidang
keilmuan yang kupelajari. Aku bekerja disebuah industri makanan divisi health
food department quality control sebagai unit head. Sama sekali tak ada ilmu
peternakan yang terpakai di tempatku
bekerja. Ada perasaan bersalah pada diri sendiri, susah payah menuntut ilmu
selama empat tahun dan tidak digunakan? Tidak dimanfaatkan?
Rasa
bersalah terobati saat hati sudah mulai bisa diajak damai, coba kurayu hati:
“bersukur Een… orang mah belum tentu bisa dapat pekerjaan sebelu diwisuda
dengan gaji yang lumayan”. Hanya perasaan syukur dan dorongan dari mama yang
saat itu bisa mengobati rasa bersalahku. Pekerjaanku disana hampir 100%
kupelajari dari nol. Tentang bagaimana mengontrol kualitas, memanage bawahan,
mengerjakan laporan dans ebagainya. Benar-benar masuk sebagai orang paling
bodoh di perusahaan itu. Tapi disisi lain, aku jadi belajar banyak hal baru.
Pelajaran yang tidak aku dapatkan saat
dibangku kuliah tentang professional, tentang bagaimana tim yang ideal
itu seharusnya bekerja, bagaimana agar selalu ada perubahan, bagaimana agar mempertahankan
suatu system dan menjaganya.
Seberapa
lama saya bisa bertahan melawan kata hati? Jawabannya tidak akan bisa lama,
membunuh passion itu sama dengan menyiksa diri sendiri. saya senang dengan
sesuatu yang dinamis, bebas bergerak, dan harus selalu ada hal baru yang bisa
didapat. (sampe kapan begini terus een?). meskipun sedikit demi sedikit hati
mulai bisa menerima kenyataan bahwa pekerjaans aya tidak sesuai passion tapi
toh saya tidak bisa bertahan. Tidak bisa bekerja dengan lingkungan kerja yang
seperti sangkar, tidak bebas keluar-keluar dan hanya ditempat itu setiap saat
mengerjakan hal yang sama setiap harinya.
Lima
bulan bekerja di industri akhirnya setelah ada tawaran lowongan untuk masuk di
dinas pertanian dan peternakan, saya memutuskan untuk resighn tanpa pikir
panjang karena bekerja di dinas pernah menjadi salah satu impian saya.
Keputusan yang diambil secara mendadak dan lagi-lagi saya tidak berpikir
pekerjaan macam apa yang akan aku kerjakan nanti disana. Good! kesalahan kedua! Kamu tidak belajar dari masa lalu Een. Cukup
dengan mendapatkan tawaran yang berlabel dinas pertanian dan peternakan
provinsi, tanpa kamu tanya pekerjaan seperti apa yang akan dikerjakan disana
kamu ambil begitu saja. Cerdas sekali!. Nyatanya saya disini tidak ditempatkan
di bagian peternakan sesuai harapan saya pada awalnya, tapi di sekertariat
mengurusi informasi dan dokumentasi dinas. Haha.. ceroboh sekali. Meskipun
tidak ada penyesalan kenapa melepaskan pekerjaan di industri padahal secara
gaji lebih besar.
Semua
pasti ada hikmahnya memang, tidak ada yang kebetulan. Semua sudah diatur Allah,
the best planner. Aku memang sangat menginginkan bekerja di dinas pertanian peternakan
provinsi agar bisa menggunakan kemampuan yang aku miliki meski secuil agar
bermanfaat.
Di
dinas pertanian dan peternakan provinsi saya ditempatkan dibagian sekertariat
tepatnya mengurusi bagian pengelolaan informasi dan dokumentasi dinas.
Simpelnya, kalau ada wartawan atau LSM meminta data atau klarifikasi informasi
bisa melalui kami.
Well,
meskipun tidak dibidang, dibagian sekertariat saya belajar banyak hal dan akses
informasi keseluruhan terkait pertanian peternakan banten bisa lebih leluasa
diakses dan dipelajari.
Celakanya,
pengelolaan informasi dan dokumentasi disini sistemnya masih belum terurus
dengan baik. Semua data dan informasi di handle oleh beberapa orang yang memang
sudah sangat kompeten tapi disamping itu juga orang-orang ini memiliki banyak
tugas sehingga fokusnya tidak jelas.
Sabar…sabar….
Kamu telah memilih, setiap keputusan pasti ada konsekuensinya. Ambil himahnya
aja, bisa baca Koran update tiap hari, bisa solat berjamaah di mesjid agung
tiap hari dan bisa pulang ke ruamh tiap hari. Hehe…