Semua yang ada di dunia ini tak
pernah ada yang abadi, semua akan berubah, berputar, berpindah, lenyap….
Senyap, gelap.
Jangan takut untuk berubah, jangan
khawatir atas perubaahan, karena didunia ini semua akan berubah. Tak ada yang kekal….
Adalah keniscayaan. Dunia ini berubah, lingkungan berubah, manusia-manusia
berubah baik secara fisik maupun mental, kitapun terus berubah setiap detik,
menit, jam, hari, bulan, tahun. Tak pernah sekalipun kita tidak berubah. Bohong
kalau kubilang kehidupan ini monoton. Semua berbeda setiap harinya, tak pernah
ada detik, menit, jam, dan hari yang sama terulang.
Benar, perubahan bisa kita
kategorikan dalam beberapa kategori. Ada perubahan yang kecil dan biasa-biasa
saja, ada perubahan besar dan berpengaruh, dan ada perubahan yang sangat besar
dan sangat berpengaruh bagi kehidupan yang saat ini dijalani. Perubahan yang biasanya kita khawatirkan
adalah perubahan yang besar pengaruhnya bagi kehidupan yang kita jalani.
Perubahan seperti ini biasanya menimbulkan banyak pengaruh bagi psikis
seseorang tergantung kemampuan orang tersebut dalam bersikap untuk menghadapi
perubahan. Seseorang yang menyadari betul bahwa perubahan adalah hal yang pasti
akan terjadi dalam hidupnya akan menyiapkan diri menghadapi perubahan yang
mungkin akan terjadi. Sedangkan orang yang tidak menyadari bahwa akan selalu
ada hal-hal yang berubah dalam hidup ini cenderung akan ketakutan, stress
karena tidak memiliki persiapan apapun dalam menghadapi perubahan.
Memepersiapkan diri adalah kunci
kesusksesan untuk menghadapi ketidakpastian dalam kehidupan ini dan banyak
kusaksikan bahwa orang yang sukses adalah orang yang suka melakukan persiapan.
Orang yang tidak melakukan persiapan akan kehilangan kepercayaan dirinya, dia
cemas dan pada akhirnya melakukan sesuatu tidak maksimal, seadanya saja.
Berpindah masa, kita semua telah
mengalaminya dan akan mengalaminya lagi, lagi dan lagi selama kita masih hidup.
Saat datang waktunya untuk berpindah, kita mestinya telah melakukan persiapan
untuk menghadapi perubahan-perubahan yang mungkin terjadi. Lebih tepatnya
menyiapkan strategi untuk dapat bertahan dan berbuat lebih baik dimasa yang
baru, di masa depan.
Saya mengartikan ‘Berpindah Masa’
adalah saat saya mengalami perubahan besar dan berpengaruh seperti melewati
masa kanak-kanak, melewati masa sekolah, dan melewati masa-masa sulit seperti
kehilangan sosok seorang ayah. Sudah banyak masa yang berubah namun tidak
semuanya saya sadari dan saya pahami, perubahan yang spontan dijalani. Mungkin
karena saat itu saya belum bisa berpikir apapun tentang perubahan atau entahlah
yang pasti saat ini saya menyadari betul bahwa saya sudah kembali berpindah
masa.
Saat ini saya berada dimasa transisi
menuju kehidupan yang lebih “real”, kehidupan setelah masa kuliah selesai,
hidup di masyarakat. Kehidupan nyata dengan realita yang tak bisa lagi
dihindari. Kehidupan yang menuntut saya untuk jadi orang yang lebih dewasa
dalam bersikap, lebih bijak dalam bertindak, dan lebih banyak memikirkan orang
lain daripada diri sendiri, keluarga.
Peralihan dari dunia kuliah ke dunia
kerja sangat drastis. Kampus adalah
surga, yap! Saya baru bisa menyadari dan mengatakannya setelah keluar dari
kampus. Saat kuliah begitu banyak pilihan untukmu. System yang ada di kampus
diciptakan benar-benar untuk memberikan kebebasan dalam berkreatifitas untuk
mahasiswanya. Begitu banyak pilihan aktifitas selama di kampus, sesuai
keinginan dan passion masing-masing orang. Begitu melimpah ilmu yang bisa
dipelajari bahkan dipilih sesuka hati, begitu banyak tawaran untuk
mengembangkan bakat dan kemampuan, begitu banyak sahabat dan teman yang bisa
kau dapat, dan begitu banyak kesenangan yang bisa kaupilih dan bahkan begitu
banyak tempat nongrong yang bisa kau sambangi saat penat. Well, kampus adalah
surga, bagi yang bisa melihat dari sisi yang saya lihat saat ini. (*sambil mendengarkan YUI-Thank you my
teens)
Sejujurnya saya belum sepenuhnya siap
dengan perubahan yang terjadi. Saya lambat melakukan persiapan sebelum
berpindah karena lambat dalam mengambil keputusan dan terlalu terlena dengan
dunia kampus dan masih sangat ingin berada disana.
Dunia kerja merupkan dunia baru, dan
tentu saja akan selalu ada banyak pelajaran dari tempat baru. Pelajaran pertama
yang kudapat adalah bahwa modal utama untuk masuk dunia kerja adalah mental.
Tentusaja bukan berarti pengetahuan, nilai, kecerdasan tidak penting. Hanya
saja tanpa mental yang kuat, pengetahuan ataupun nilai tak akan jadi penjamin
apapun di dunia kerja.
Minggu pertama bekerja bisa disebut
adalah cobaan terberat untuk menguji mentalmu. Jangan terlalu banyak berharap
bahwa orang di tempat kerja sama dengan orang-orang saat kamu di kampus, jangan
berpikir kamu akan diajari tentang pekerjaanmu secara detail seperti dosen
mengajari mahasiswanya hingga bisa, jangan berpikir akan pemakluman dan
mengharapkan pengistimaweaan tertentu karena kamu sebagai orang baru sehingga
bisa mendapat keringanan-keringanan tugas. Tidak ada. Perusahaan menerima kamu
disini untuk bekerja, kamu dibayar untuk bekerja. Tujuan kita bekerja boleh
saja untuk belajar, tapi jangan berharap bahwa perusahaan dan orang-orang yang
ada didalamnya akan mengajarimu. Kamu harus belajar sendiri, kamu sarjana loh,
kamu dibayar disini untuk membantu perusahaan.
Disinilah mental diuji, sejauh mana
dia bisa bertahan dengan kondisi yang sangat baru, sangat berbeda. Kita tidak
pernah mendapatkan mata kuliah mengenai bagaimana memiliki mental yang kuat,
tapi kita dapat belajar dari pengalaman. Semakin banyak pengalaman pahit dalam
hidup seseorang biasanya dia semakin bijak, semakin sulit kehidupannya biasanya
mentalnya semakin kuat. Jika kita sering diuji dengan masalah-masalah sulit
saat kuliah dan berorganiasai, kurasa itu sangat bagus untuk menumbuhkan
mentalitas yang tangguh. Satu lagi, kemampuan berkomunikasi dan berhadapan
dengan orang juga akan bisa didapatkan jika sering melakukannya. Artinya,
manfaatkan banyak kesempatan di kampus untuk belajar lebih banyak tentang
hal-hal yang bisa mendorong kesuksesan di pasca kampus nanti, selain belajar
tentang mata kuliah yang ada.
Kehidupan adalah ketidakpastian, oleh
karenanya kita harus selalu bersiap dengan kemungkinan yang akan terjadi…
apapun,
Bismillahi Tawakaltu Alallah
# ditulis saat hujan turun, cikupa 26
November 2013 (09.45)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar