Celoteh Si Mak'nun

Selasa, 28 Januari 2014

Berpindah Masa #1




Semua yang ada di dunia ini tak pernah ada yang abadi, semua akan berubah, berputar, berpindah, lenyap…. Senyap, gelap.
Kau tau artinya,?
Tak perlu bersedih, seberapa kejam dunia memperlakukanmu. Tegarlah! Karena rasa sakit itu tak pernah kekal, kesedihan akan berganti bahagia cepat atau lambat, kejamnya dunia hanya dirasakan oleh orang baru yang belum terbiasa. Selebihnya, kejam bukan lagi hal yang perlu dirasa, hati tak lagi bisa merasa setelah dia terbiasa.
Berpindah masa, artikel ini kuawali dengan sebuah teori kehidupan yang sudah umum diketahui namun seringkali kulupa. Seringkali lupa bahwa semua ini tak akan kekal, kesedihan, kesehatan, kesusahan, dan bahkan kebahagiaan. Semua hanya tinggal menunggu waktu untuk datang silih berganti.
Sebulan lebih berada disini, tempat baru yang ditakdirkan olehNya setelah melewati masa studyku, disinilah kini aku akan meneruskan proses kehidupanku. Masa adaptasi merupakan masa-masa yang cukup melelahkan. Tempat baru memiliki karakteristik lingkungan yang pastinya berbeda dari tempat sebelumnya. Orang-orang baru, budaya baru, system baru, tanggungjawab baru, semua merupakan sesuatu yang tidak bisa diabaikan begitu saja. Setelah meninggalkan tempat sebelumnya dan kenyamanan disana adalah hal yang tidak mudah untuk memulai sesuatu yang baru disini, membangun kembali benteng kenyamanan dan kebahagiaan ditempat baru.
Saya adalah seorang fresh graduate, sarjana peternakan jurusan ilmu produksi teknologi peternakan dengan focus pada teknologi pengolahan hasil ternak. Saat ini saya bekerja disebuah industri makanan sebagai seorang unit head quality control di daerah tangerang. Saya melaksanakan sidang pada bulan juli 2013, bekerja membantu proyek dosen sebelum akhirnya mendapatkan pekerjaan di industri pada oktober 2013 dan baru di wisuda pada bulan November 2013. Menurut sebagian orang, saya adalah orang yang sangat beruntung, lulus kuliah tidak sempat merasakan menjadi pengangguran dan mendapatkan pekerjaan yang baik bahkan sebelum wisuda dengan salary yang lumayan untuk seorang freshgraduate. Benar… saya beruntung dan saya harus bisa mensyukuri kemurahan hati sang pencipta yang telah menggariskan jalan ini dengan begitu baik.
Sebulan lebih bekerja, banyak hal baru yang harus dipelajari dan banyak hal yang telah terjadi dalam sebulan terakhir ini. Bulan kemarin adalah bulan yang panjang dan penuh tantangan. Masa adaptasi yang lumayan melelahkan. Adaptasi dengan lingkunagn baru, dan yang cukup berat bagiku adalah menyesuaikan diri dengan system kerja disini. Bekerja disini menggunakan system shift,  sehingga akupun harus bersedia bekerja shift. Setiap minggu shift berganti, kadang shift pagi (07.00-15.00), shift sore (15.00-13.00) dan yang paling berat adalah shift malam (23.00-07.00). industri makanan beroperasi 24 jam, dan sebagai unit head QC/pengawas Quality harus juga dapat memastikan kualitas produk yang dihasilkan selama proses produksi memenuhi standar. Jadi memang harus standby jika proses produksi berlangsung.
Disini, saya bekerja membawahi sekitar 14 QC filed yang melakukan inspeksi langsung pada saat proses produksi. Bisa dibilang bahwa mereka adalah anak buah saya yang harus bisa di manage dan maintenance dengan baik. Tugas saya adalah memastiakan bahwa mereka melakukan pekerjaan dengan baik, mengatur jadwal kerja, mengingatkan dan menginfokan titik kritis yang sering terjadi, melakukan tindakan koreksi saat terjadi ketidaksesuaian, melakukan kordinasi dengan bagian lain seperti pihak produksi ataupun pihak teknik jika terdapat penyimpangan kualitas serta mengoreksi laporan harian QC field.
Selain memiliki bawahan, tentusaja saya memiliki atasan yaitu section head QC dan dept.Head QC. Atasan langsung saya disini adalah seorang perempuan jawa, hingga saat ini saya belum begitu dekat dengan atasan saya, entah apa sebabnya. Hanya seperlunya saja, jika ada hal-hal yang perlu saya tanyakan atau informasikan barulah menghubunginya. Hal ini juga dikarenakan system kerja shift, sehingga betemu atasan paling saat shift pagi selebihnya hanya bekomunikasi via sms, tlp ataupun WA. Mungkin masih perlu berproses, seirign dengan berjalannya waktu semua bisa terjadi. Semoga… karena akan mempengaruhi kenyamanan dan kesusksesanku dalam pekerjaan.
Kenyamanan? Saya masih sering memikirkan hal tersebut. mungkin karena saya masih baru didunia kerja, masih terbayang dalam benak hal-hal manis saat di dunia kampus dulu dimana banyak sahabat dekat, dan bisa melakukan hal-hal menyenangkan lainnya. Sedangkan disini semua berbeda. Tidak ada sahabat dekat (mungkin belum), sibuk dengan pekerjaan masing-masing, dan kadang tidak punya cukup waktu untuk melakukan hal-hal konyol yang menyenangkan. Ah.. sungguh, saya masih belum bisa melepas kenangan manis dunia kampus.
Kenyamanan adalah masalah perasaan. Salah seorang rekan kerja saya berkata bahwa kalau bekerja jangan melibatkan perasaan (hati). Patuhlah pada system, bukan pada perasaan. Kalau sedang bekerja, hatinya ditinggal dulu di kontrakan. Lebay mungkin, tapi bagitulah harusnya kalau ingin bekerja dengan professional. Semua harus menurut system dan logika. Hati, ada saatnya kita tak perlu hati karena hanya akan merusak focus kerja dan profesionalisme.
Saya sendiri belum sepenuhnya sepakat dengan hal tersebut. beberapa kejadian di lapangan sedikit demi sedikit menunjukan kebenaran apa yang dikatakan oleh rekan kerja saya tersebut. Melelahkan rasanya jika melibatkan perasaan dalam pekerjaan, dunia kerja itu keras, rasa kasihan dan tidak “enaken” bukan hal yang harus ada, semua pakai hitungan, semua tentang kepentingan dan keuntungan. Banyak hal yang bertentangan dengan nurani saya sejak awal bekerja disini, tapi sekali lagi semua akan bisa pada akhirnya. Sebelum saya bisa memahami hal tersebut, selama itu pula saya merasa sangat lelah dengan perasaan sendiri. Misalnya saja dimarahi atasan karena ada kesalahan, saya merasa sangat sedih tentu saja. Merasa? Berarti saya masih belum bisa bekerja tanpa melibatkan perasaan. Dampaknya adalah saya akan cepat merasa lelah, bukan lelah fisik saja tapi lelah psikis. Saya baru paham sekarang bahwa tidak semua hal di dunia ini harus dirasa. Harusnya, saat dimarahi atasan ya cukup berpikir bahwa ini adalah pelajaran bagi saya dan saya harus memastikan bahwa hal seperti ini tidak akan terulang kembali. Cukup. Tidak perlu dipikirkan berlarut-larut dan dimasukan ke hati segala apalagi dibawa sampai ke kontrakan dan tidak bisa tidur semalaman. Rugi, sangat rugi. Jam istirahat digunakan untuk memikirkan pekerjaan. Saat bekerja fokuslah memikirkan pekerjaan, saat pulang urusan pekerjaan tidak dibawa, besok saja dilanjutkan saat masuk jam kerja lagi. Professional ditempat membantu kita untuk bisa bertahan dengan baik di dunia kerja, jika tidak maka kita akan cepat lelah dan menyerah. Sayapun masih belajar untuk bisa bekerja secara professional, bagaimana bisa menempatkan diri dengan baik dan berkomunikasi dengan baik. Insya allah ditempat ini akan ada ilmu yang bisa saya peroleh dan juga pelajaran hidup yang bisa dipetik.
Masih panjang perjalanan saya untuk belajar, ini masih awal… sangat awal, semoga Allah senantiasa menjaga niat  dan semangat dalam diri ini. Amiin

“Menulis membuat perasaanmu menjadi lebih baik, merasa benang kusut dalam otak terurai………….. Alhamdulillah”




Tidak ada komentar:

Posting Komentar