Celoteh Si Mak'nun

Jumat, 30 Agustus 2013

LoVe




Masih sama …
Degub jantung
Rona muka
Perasaan malu
Canggung
Tapi semua itu membuatku bahagia

Masih sama..
Sulit menyembunyikannya
Tak pandai juga berpura-pura
Rasanya malu, jika tertangkap  diam-diam mempedulikannya
Makin merona pipinya..
berjumpa sesaat saja bahagia, apalagi bisa disampingnya selamanya…

Masa Lalu (yang kurindu)




Masalalu….
Apa yang mampu kuingat tentang masa lalu-ku?, oh ya… dimasa lalu, sekarang ini ternyata adalah masa depan. Sekarang ternyata aku berada di masa depan dari masa lalu-ku..
Memori masa lalu benar dapat terbuka kembali jika kita menemui peristiwa atau berada di keadaan yang mampu membangkitkan kenangan masa lalu tersebut. Seperti pada pagi tadi, ya… sampai mungkin dapat membuatku menangis karena tak kuat menahan rasa rindu yang tiba-tiba muncul. Rindu bapak, rindu masa laluku dengannya dan keluarga kecil kami yang begitu sederhana tapi sungguh, aku bahagia ada diantara kalian dan berada dimasa lalu saat itu bersama kalian.
Pagi tadi saat mengikuti kuliah SC pertanian terpadu terkait agrofisheral. Dosen menceritakan bagaimana keadaan pertanian masa lalu yang masih sangat kondusif  karena alam yang masih cukup stabil. Padi dapat bersama-sama ditanam dengan ikan, sehingga petani dapat memanen padi sekaligus ikan. Cerita itu meski singkat tapi dapat membuka kembali memoriku yang telah lalu, sangat jauh… sekitar 10 tahun kebelakang. Saat usiaku msih kanak-kanak, saat aku duduk di kelas 5 atau 6 Sekolah dasar.
Keluargaku adalah keluarga petani, meski bapak sebenarnya adalah peghawai negeri tapi ia berusa mencukupi kebutuhan keluarga dengan mengolah beberapa petak tanah warisan kakek. Pagi sekali pukul setengah 6, setelah solat subuh dan mengaji bapak pergi ke sawah. Entah apa yang dilakukan, mungkin mengontrol air di sawah atau entahlah mungkin hanya sekedar ingin melihat perkembangan tanaman yang ia tanam, dan itu rutin dilakukan setiap pagi. Setengah 7 bapak pulang dan siap-siap pergi ke sekolah untuk mengajar. Pukul 12 setelah bapak pulang dari sekolah dan setelah istirahat sejenak langsung pergi ke sawah lagi untuk bekerja mengolah lahan, menyiangi tanaman atau memanen hasil kebun.
Oia selain mengolah sawah, disekelilingnya ada kebun yang juga diurus bapak. Ada banyak tanaman seperti kelapa, melinjo, nanas, pisang, kelapa, kedondong, singkong dll. Selain menanam padi disawah bapak juga kadang menggantinya dengan palawija atau tanaman sayur sesekali untuk menjaga kesuburan tanah. Yang paling kurindukan dari semuanya, dan yang sangat kukagumi dari bapak adalah saat ia mengajak kami untuk memanen ikan diswah yang ditanami padi yang sudah mulai berisi. Biasanya jika hendak memanen ikan bapak memboyong aku dan kakakku ikut serta menangkap ikan dan main disawah  sejak pagi. Setelah itu mamah menysul kami bersama adik laki-lakikku ke sawah dengan membawan nasi sehingga kami tinggal membakar sebagian ikan untuk makan siang bersama di saung. Nikmat luar biasa, setelah cape menangkap ikan, mandi di sungai yang dingin di pinggir sungai dan makan nasi pulen ditemani dengan ikan mas bakar panas hasil tangkapan sendiri. Lahap…. Tak ada yang protes dengan keadaan sederhana itu Rabb, tak ada…………. Meski harus kotor bercampur lumpur, meski harus menemani bapak menyiram jagung, kacang, ubi hingga tanganku sakit untuk bisa membuat tanaman kami hidup aku rela rabb………….. tapi engkau menggariskan lain, engkau memberikan kehidupan yang Nyaman dan bersih untuk-ku, hidup dikota dan jauh dari lumpur, tak ada kotor-kotor, tidak ada kerja fisik, hidup bersama orang-orang kota untuk belajar. Semua itu berubah…….semua yang kualami dimasa lalu seakan mustahil bisa kurasakan lagi.
saat engkau panggil bapak ku, saat itulah semua berubah..
Mana pernah aku merasakan lagi makan ikan bakar disawah kami, menghitung kacang panjang dan mengikatnya untuk dijual, naik diatas tumpukan hasil kebun di jok belakang motor Astrea bapak, menyirami jagung sampai tangan merah saat musim kemarau, atau melihat pagi menguning disawah kami. Semua berubah…. Semua ingin ku-ulangi lagi, bersamanya tentu saja. I miss u dad L

Marah


Kata-kata kasar
saling menyakiti.
Apa puas dengan mengeluarkan semua kata-kata marahmu??
Meluapkan semua keksalan kalian
kadang bukanlah berasal dari satu orang yang sedang bertengkar denganmu, bukan?
tapi merupakan akumulasi kekesalan dan rasa lelahmu seharian dijalanan,,…
lantas apa adil menjadikan sesorang sebagai pelampiasan rasa kesalmu?
Hanya karena dia berbuat salah saat kau lelah?
Kau bisa puas setelah menumpahkan kekesalanmu??
Hatimu merasa senang??
Hatimu merasa puas??
Apa kau senang?
Puas melihat orang lain sakit hatinya?
Puas mengeluarkan semua kata-kata sakti untuk menusuk hati ??
Kamu bahagia hah?

Yang pasti kau membuat setan bahagia saat ini!

Aku benar-benar tak mengerti jalan pikiran kalian..
Mungkin karena sudah lama aku tak bersama kalian,
Hingga semua ini terasa asing bagiku!

Sedih rasanya….
Aku tak mengerti apa masalah kalian,
Hingga semudah itu megeluarkan kata-kata kasar

Apa tidak bisa memikirkan dulu, sebab apa yang akan di akbiatkan oleh kata-kata itu?
Kalian seperti terbawa setan!
Seenaknya menggunakan mulut ciptaan tuhan untuk menyakiti orang lain
Menggunakan mulut titpan tuhan untuk mewakili kata-kata bisikan setan!
Bukankah kalian harusnya lebih mengerti dariku, bahwa marah adalah sifat setan?
Apa kalian sudah lupa dengan janji tuhan?
Hidup di dunia hanya sementara bukan?
Lantas kenapa harus saling menyakiti…
Lantas kenapa harus marah?
Kalian masih ingat dosa?
Kalian masih ingat ada surga dan neraka?
Kalian masih ingat bahwa tuhan maha melihat dan mengetahui apa yang kalian kerjakan?
Kalian masih mengaku punya iman bukan?
Apa tujuanmu hidup di dunia?

Jika kau benar-benar senang setelah marahmu, periksa hatimu…….
Aku takut dia sudah benar-benar mati,

Pergilah....




Kutitikan air mata pagi ini…
Demi menghapus harap yg kutakutkan semakin bergelayut..
Menyayangi soeorang sahabat yg ingin terus kujaga..
Kau tak perlu tahu,
Betapa peduli dan sekuat tenaga aku menjaga perasanmu,
Tak ingin orang lain menyakitimu
Tak ingin kau bersedih hati.

Aku tak pernah memutuskan untuk menyayangi seseorang
Tapi dia hadir dengan sndirinya..




Meski sedih,
Tapi aku turut bahagia jika kau raih semua cita2mu..
Tanpa kau tahu itu juga adalah cita2ku..
Tetap tersenyum,
Ketika kau meraihnya..
Tentu aku bangga kau bisa..

Dalam setiap kesuksesan yang kau toreh,ada kebahagiaanku disana..
Meski kadang, bertanya sendiri
Kenapa aku tak mampu sepertimu..
Jika aku bisa, mungkin kita bisa melangkah bersama menggpainya

Dan saat kau jauh, mungkin kau lupa
Biarlah, tapi jangan sampai kau lupa untuk kembali
Sejak dulu hanya satu sisi yang mampu kukenal darimu
Dan yang kupahami pun tak sampai pada sisi berikutnya..

Tak terpikir untuk menemukan sisi lainnya
Karena kutakut tak mampu,

Kubiarkan kau tenggelam dengan masa lalumu dan bertemu orang2 dalam masa lalumu
Tapi satu kuminta, jangan kembali..
Jangan pernah berpikir kembali ke masa lalumu..
Jangan pernah berpikir kembali pada orang dimasa lalumu,
Kumohon..

Kembali tatap masa depanmu,

Kasih Sayang


Memutus ikatan emosional kan bukan berarti memutus tali silaturahmi, kita hanya hanya meluruskan kayu yang bengkok, bukan mematahkannya...

ikatan emosional memiliki kekuatan yang sangat luar biasa, yang jika diarahkan dengan baik akan melahirkan kekuatan kasih sayang yang luhur. Seperti cinta seorang ibu pada anaknnya, seperti cinta hamba kepada Rabb Nya………..
Tujuan akhir perjalanan kita adalah JannahNya. Setiap nyawa ini akan kembali, dan raga yang menemani akan melebur…

Merupakan fitrah manusia untuk saling menyayangi, ingin menggantukan diri dan memiliki eksistensi. Sebagai saudara muslim, sangat damai dunia ini jika bertaburan kasih saying dimana-mana. Tidak ada kekaucauan, permusuhan dan konflik. Namun seberapa besar sekarang ini yang masih bisa menyayangi saudarannya? Ketamakan dunia, sering membuat kita egois. Demi sebuah jabatan, rela sikut sahabatnnya sendiri. Demi kekayaan dunia, menghalalkan segala cara meski harus memakan jatah saudarannya yang kelaparan. Demi wanita, adik kakak bisa menjadi musuh hingga ajalnnya. Naudzubillah.

Rasa sayang itu tetap ada, sejahat apapun seorang ayah, sekorup apapun pejabat. Hatinnya tetap ada. Hati tetap didalam ragannya, meski mungkin terselimuti banyak tabir. Karena dia adalah fitrah bagi manusia. Namun salahkan jika kita menyayangi dia lebih dari seharusnnya……. Sementara Tuhan mengajarkan untuk saling menyayangi, tapi yang tumbuh lebih dari itu. Lebih istimewa, membuatnnya sangat istimewa. Hati tidak akan dusta pada pemiliknya. Sekali ia jatuh, tak ada yang bisa membangkitkannya selain tuannya.