Celoteh Si Mak'nun

Jumat, 30 Agustus 2013

Istana Louis



gambar: google.com


Lalu dimana dua mata dihatimu?Ah....andaikan dalam dirimu terdapat gumpalan keyakinan, atau percikan keyakinan, atau tetesan keyakinan, andai saja Louisa....
Keyakinan?? Ia yakin jika berusaha ia belajar keras, dia akan bisa jadi bintang kelas. Ia yakin jika bekerja keras, dia akan bisa sukses seperti mami dan papinya. Ia yakin jika suatu saat nanti, semua yang ia impikan akan menjadi kenyataan, seperti kata mami dan papinnya “If u Believe honey, semua bisa kamu raih” itulah keyakinan menurut versi Loisa, keyakinan yang selalu menjadi pelajaran penting yang diberikan mami dan papinya. Itulah keyakinan, hanya itulah arti keyakinan baginya. Just it..
“Baiklah, mari kita lihat kejutan apa yang akan ditunjukan anak perempuan jagoanku kali ini.” Ujar laki-laki yang sudah tak bisa disebut muda lagi tentunnya. Laki-laki yang selalu menyebut dirinnya adalah laki-laki paling beruntung, ayah paling bahagia di dunia karena memiliki anak gadis yang cerdas, cantik dan berbakat.
“Kemari sayang, tampaknnya papi sudah tak sabar meniup lilin ulang tahunnya.” Seraya memapah anak gadis kesayangannya turun dari tangga, tentu menunjukan betapa tak sabar dua manusia itu untuk merayakan hari penuh makna tersebut bersama putrid kesayangan mereka yang rela ambil cuti 1 minggu dari kantornnya di Malaysia demi memenuhi keinginan kedua orangtuannya.
“Pih, selamat ulang tahun.” Putri kecil mereka tumbuh dewasa, menjadi seorang gadis yang mandiri meski dari kecil selalu dimanja. Bagaimana tidak, Louisa adalah anak tunggal mereka, satu-satunnya peri kecil dalam hidup mereka. Papinnya hannya tersenyum mendapati anaknnya memeluk erat sambil menangis tersedu dari belakang kursinnya.
“Terima kasih sayang, Heii...kenapa harus menangis, ini hari yang special papi dan tidak boleh ada yang merusak suasana bahagia ini. Ayo sayang, papi sudah tidak sabar menikmati makan malam keluarga kecil ini yang sudah lama sekali rasannya tidak pernah lengkap” Getir, laki-laki tua itu mengucapkan kata terakhirnnya. Ia merindukan putrinnya, sangat merindukannya.
Laki-laki tua itu benar, tidak boleh ada yang merusak makan malam mereka. Makan malam yang sudah lama ia nantikan, saat putrinnya berada disampingnya dan menyendok Sup iga kesukaannya.
###
Percikan air dikolam ikan mini tepat dibawah jendela kamarnnya tad an k pernah sepi dari pengunjung setianya. Burung Grejra, dan suara si kecil nan lincah inilah yang juga selalu setia membantu Louisa bangun setiap pagi semenjak keluarga mereka pindah ke daerah pedesaan ini.
Papi tak pernah menjelaskan kenapa mereka harus pindah dari rumah mewah mereka ke tempat seperti ini. Sepi dan jauh dari hiruk pikuk  kesibukan manusia bumi yang sedang dilanda stress hingga tidak tahu waktu dan tak jarang juga mereka lupa aturan karena yang terpenting adalah urusan mereka lancer, tak peduli urusan orang lain. Sudahlah...tidak terlalu penting juga kenapa mereka harus pindah, toh Louisa menyukai tempat baru mereka. Menyaksikan embun menetes dari pepohonan disekitar rumahnnya setiap pagi, mendengar suara kodok dimalam hari. Ah iya... rumah ini dekat dengan sawah penduduk desa, ada kali kecil disana..di dekat sawah dan ada pohon mangga rindang tempat favoritnya. Pohon mangga itu milik petani dan mereka tidak pernah keberatan membiarkan gadis kecil dari kota itu untuk duduk-duduk dibawahnnya, di saung tempat mereka berteduh di bawah pohon besar itu. Jika musim berbuah tiba, tak jarang ia mendapatkan mangga-mangga dari petani pemilik pohon mangga Loisa, “Untuk gadis manis penunggu pohon mangga” mang Darwis selalu mengucapkanya acap kali memberikan mangga hasil panennnya pada Louisa. Dia hanya tersenyum malu dan lari membawa mangga pemberian mang Darwis tanpa mengucapkan terima kasih sambil menjinjing si “Tiger” di tangan kanannya.
“Tiger Poy” begitulah Loisa memanggil boneka kesayangannya. Poy, sahabatnnya. Poy, pahlawannya. Poy, si pemilik mata sendu. Poy, poy...poy.... dimana dia kini?? Loisa terbangun dari lamunannya. Ah iya, bukankan ia sudah merencanakannya. Kali ini dia tidak hanya pulang untuk Papinya, tapi juga untuk Poy.
Datanglah, tengok hadiah ulang tahun mu sendiri di istana Lois. Ambil sendiri, jangan manja dan aku tak akan mengambilkannya untukmu karena aku selalu ingat kau tak perlu bantuan anak laki-laki Lois, kau bisa jadi anak laki-laki dan permpuan. Hahaha...
Salam  keriting
PoyPoy
 









“Poy, biarkan aku melihatmu sekali saja di hari ulangtahunku nanti” Loisa hanya bisa berdoa, seraya menelungkupkan kedua tangannya dan meletakannya didepan dadanya.
Loisa cemas mendekati hari ulang tahunnya yang memang hanya berselang 3 hari dari hari ulang tahun Papinya. Kecemasannya menjadi-jadi setiap kali memikirkan Poy dan membaca e-mali darinya. Sudah Sembilan tahun ia tidak bertemu dengannya, sudah sembilan kali pula ia harus pergi ke istana untuk mengambil hadia ulang tahun dari Poy. Dia selalu memberikan kado ulang tahun tanpa memberikannya seniri pada Loisa, dia selalu menyiapkan kado it di istana mereka.
Bagi Louisa, kado ulang tahu  dari Poy selalu yang teristimewa dan yang paling ia nantikan. Sejak Poy mulai member nama “istana Loisa”pada tempat di dekat sekolah SD mereka, tempat dimana Poy dan Lois menghabiskan masa kecilnya disana sambil menghabiskan cireng kesukaan Lois, mengajari Lois memanjat pohon rambutan setinggi 4 meter dekat istana meraka, dan mengajarkan banyak hal lain yang selalu membuat Lois senang. Meski baru mengenal Poy saat kelas 3 SD saat Poy baru saja pindah ke kota tersebut dan meninggalkan Poy saat mereka hendak menghadapi Ebtanas karena Lois harus pindah bersama orang tuanya. Dan boneka “tiger” yang selalu ikut bersama Louisa adalah hadiah ulangtahun pertamanya dari Poy. Lois sampe harus memanjat pohon jambu dekat istana mereka, Poy sengaja menggantungnya diatas sana agar Louis sedikit menggunakan instingnya untuk memangjat. Poy...selalu saja, menagnggap Louisa anak perempuan yang tomboy dan menggantung kado ulang tahunnya diatas sana meski kini Lois tenttu telah sangat banyak berubah. Ia cantik, tumbuh menjadi gadis yang anggun dan bahkan sudah terbiasa menggunakan high heel kalau ke kampus. Poy...mungkin kau akan menertawakanku jika melihatku yang sekarang. Entahlah Poy... kapan juga terakhir aku melihatmu tertawa, sudah lama sekali teman. Eh teman? Tapi mungkin kuharap lebih dari  itu Poy, mungkin...aku tak yakin.
###
Andai dua mata hatimu benar-benar ada, engkau tidak akan terlena dengan rayuan apa pun. Kehidupan dunia tidak akan menyibukanmu dengan meninggalkan akhirat. Sebab dua mata hatimu terbuka dan mampu melihat dengan jelas, bersih dari kotoran mata atau dari pandangan picik.
Dua mata dikepalamu memperlihatkan harta haram untuk bersenang-senang dan berfoya-foya, tapi dua mata hatimu akan menampakan padamu bara api neraka yang akan membakar dirimu.
Dua mata dikepalamu akan memperlihatkan kepadamu situasi yang jauh dari pengawasan dan kesempatan untuk terhindar dari tatapan manusia lain. Tapi dua mata di hatimu, akan menampakan TuhanMu yang akan menjadi saksi bagi dirimu dan pengawasan perbuatanmu. Hingga tidak ada bedannya bagi dirimu antara sepia tau ramai, antara tersembunyi atau Nampak.
Dua mata dikepalamu akan menampakan bagimu bahwa kefakiran adalah bahaya, minimnnya harta adalah binasa dan hidup sederhana hanya akan meraih murka TuhanMu. Tapi dua mata di hatimu menampakan bagimu, bahwa semua adalah ujian terhadap keridhaan diri dan penjagaan dirimu untuk terhindar dari hzrta yang bukan haknnya atau harta yang tidak diberikan kewajibannya.
Dua mata dikepalamu akan menampakan bagimu, bahwa dunialah tujuan tertinggi,sedang akhirat perkara yang remeh. Tapi dua mata di hatimu akan menampakan bagimu, bahwa dunia hanyalah tempat singgah bukan tempat tinggal. Ia hanya fatamorgana bukan sebenarnya.
........
                Jauh disebrang sana seorang pemuda baru saja tengah selesai mendengarkan kultum pagi selepas sholat di mesjid. Walau hanya tausyiah singkat, baginya kultum pagi penting dan ia tak mau ketinggalan ikut solat berjamaah subh karena alasan kultum pagi rutin tersebut. Selain karena ia memang merasa perlu memulai harinnya dengan mengisi hatinnya untuk selalu mendahulukan Allah dalam setiap urusan yang dijalaninnya seharian juga berkumpul dengan orang soleh merupakan amanat Ayahnnya sebelum ia memutuskan untuk perhi merantau. Ayahnnya benar, memang hamper selalu tak pernah salah. Seperti pagi ini, amat damai memulai hari dengan melihat senyum-senyum para calon penghuni surga Mu tuhan.
Bashirah atau mata hati, kultum yang diberikan pak kiayi badrun meski singkat cukup membuatnnya tertegun lama dengan pikirannya. “Sampai kapan dirimu akan disibukan duniamu? Padahal para penggiat dijalan Allah sibuk meninggalkan kehidupan dunia..”.
“Assalamualaikum...”
“Waalaikumsalam warahmatullah...eh pak ustad”
“kapan kembali kamu Wan? Kudengar kau pulang ke daerahmu dari Umar. Ayahmu sakit wan?sampai harus pulang kilat..” ustad Malik sudah seperti kakak bagi ridwan, dia selalu perhatian padannya seperti pada adiknnya sendiri.
“Semalam Ustad, tidak ustadz Alhamdulillah bapak bai-baik saja. Hanya ada sedikit urusan penting sebentar dan setelah beres, saya langsung kembali.”
Urusan ini penting baginnya, rutin dan tidak mungkin dia tinggalkan selama dia bisa melakukannya. Yah..penting, untuk menyiapkan kado ulangtahun di istana untuk Louisa. Ia telah berjanji untuk memberikan hadiah setiap Lois ulang tahun, dan dia akan berusaha untuk memenuhi janjinnya karena akhirnnya ia tahu, perkara janji bukan hal sepele. Seperti hutang, dan wajb dibayar. Janji wajib dipenuhi, dan dia telah berjanji.
###
“Pagi mam,”
“Pagi sayang, kamu kok udah rapih aja pagi-pagi gini sih? Jadi pergi?”
“Jadi, kan Louis udah bilang ke mami semalam”
“Iya, tapi kan Papi belum kasih kamu ijin Louis, dia masih ingin kamu disini” mami Nampak kecewa, anak kesayangnnya tetap tak berubah. Keras kepala.
“Yaaaah, mami dong yang jelasin ke papi mih...Plissss”
“Louis,....”
“Mamiii...Plisss, mami papi kan sudah tahu kenapa Louis harus pergi kesana setiap hari ulang tahun Louis mam..., Yah?” Louis tampak memelas.
Mami tentu tidak bisa mencegah anak gadisnnya. Meski sedikit kecewa, tapi ia akan lebih kecewa jika melihat Louis sedih
###
Bersambung………….


Tidak ada komentar:

Posting Komentar