“Relationships
are like birds,
if you hold tighly, they DIE
if you hold loosely, they FLY
but if you hold with care they remain with you forever”
Kembali kedalam kegalauan.
Mungkin sudah biasa bagi kaum hawa, gampang terbawa perasaan (baca: galau).
Malam kedua berada dikost’n setelah libur yang sangat panjang. Sepi, hanya
suara nyaring nyamuk yang asik menari-nari dekat telingaku. Kayaknya itu nyamuk
kangen yah sama mangsanya karena hampir sebulan ditinggal. Jangan-jangan mereka
puasa lagi selama saya libur, karena tidak ada sumber makanan. Kasian juga,
maka malam pertama saya dikost’n langsung diserbu sama tuh nyamuk-nyamuk yang
kayaknnya kalap karena pada laper.
Galau, kenapa gw kok
menikmati kegalauan malam ini yah. Kayaknya melayang-layang diudara. Hanya
ingin merenung aja sih, sendirian. Nyatanya gw ga bisa jujur dan berterus
terang pada diri sendiri apalagi pada orang lain. Cuma ketawa-ketawa sendiri di
kamar, kok bisa yah ada orang seperti ini. Bahkan ga mau ngaku sama dirinya
sendiri karena takut. Padahal selama gw ga ngomong ke siapa-siapa dan tetap
menyimpannya rapat-rapat ga ada yang bakal tau. Hanya tuhan yang tahu.
Tapi pengen deh,
sekali-kali gw ngaku gitu, minimal ke diri sendiri. Tapi sulit, gw ga punya
kebernaian sebesar itu. Intinnya gw ga mau ngaku. Hahahahaaa……….*masih
ngetawain diri sendiri, sumpah naïf
parah. Gengsi atau gimana yah.. apa minder?? Atau emang ga berani. Hmm…
tengsin
Gw pengen muhasabah diri,
tapi kok susah amat yah. Dalam hal-hal tertentu mungkin ga terlalu sulit untuk
tahu dimana kekurangan dan mana yang harus dibuang. Tapi kenapa? Apa karena gw
terbiasa bersikap sok ga butuh, cuek dan keras kepala yang jadinnya kayak gini.
Khawatir keterusan dan imbasnnya kayaknnya bakal lumayan gede ini. Untuk saat
ini, tertutup rapat adalah situasi yang menguntungkan. Tapi kalau terlalu lama
tertutup khawatir gw lupa cara bukannya lagi, atau bahkan kuncinya hilang dan
selamannya harta karun ini tersembunyi.
Gw rasa ini juga karena gw
serng bermain dengan tanda dan kata-kata denotasi. Hehehe……….. gw selalu
berharap orang sadar sendirinya dengan apa maksud gw yang serba “tersirat”.
#Plaaaakkkk!!!! Ngaco!! Mana orang tahu kalau kita ga pernah bilang terus
terang dan gamblang, kecuali jika orang tersebut punya kemampuan baca pikiran
orang. Kadang greget sendiri, kok bisa yah orang bicara seenak itu, blak-blakan
soal apa yang dia rasa dan dia mau. Kok gw susah amat!!! Aggggghhhh…….. gw juga
manusiaaa!!
Tapi ini semua bukan tanpa
sebab tentunya. Menurut perkiraan gw sih, hehe…. Bukankah justru lebih banyak
keuntungan dengan sikap seperti ini. Bukankah ini yang menjadikan kamu berbeda
(Hohooohoo….#). Yappp, apa yang pengen gw katakan, gw ungkapkan, gw masalahkan
diatas itu adalah hal-hal yang baik? Atau akan lebih baik jika hanya tuhan dan
gw sendiri yang tahu? Apa perlu orang lain tahu?. Itu hanya naluri gw aja yang
ngajak ribut deh kayaknnya. Ada 3 naluri manusia yang secara fitriah ada dalam
diri manusia sejak lahir setau gw sih yaitu Eksistensi diri, menggantungkan
diri pada orang lain dan sayang menyayangi. Ingin orang lain tahu (eksis) atau
ingin saling menyayangi (#hohooo). Gw rasa dua hal itu hanya akan lebih banyak
memberi kemudharatan dari pada manfaat baik untuk gw sendiri maupun orang lain
jika melakukan dan mengatakan hal-hal aneh-aneh untu kendapatkan kepuasan untuk
2 naluri tersebut. Bisajadi ketika gw menjadi orang yang suka blak-blakan malah
akan banyak masalah yang bisa gw dapet dan kemudharatan yang datang.
Naudzubillah…
Kalau soal kenapa gw ga mau
jujur sama diri sendiri sih, hmmm kayaknnya gw malu aja dan ga pantes untuk
memikirkan dan mengajak diri gw larut dengan perasaan yang kebanyakan adalah
angan kosong. Gw malu sama tuhan. Makanya kalau gw jujur dan mengakui perasaan
gw ke diri sendiri itu artinnya gw ngajak diri sendiri terus berlarut-larut
dalam angan-angan tersebut. Jadi mending gw simpen rapet. Biar gw dan tuhan
yang tahu kalau banyak orang yang singgah datang dan pergi dalam kehidupan
pribadi gw (Oooow….. stasiun kali!!). Suatu saat jika sudah waktunnya tuhan
sendirilah yang akan membantuku, bukan orang lain.
Menjaga hati memang ga
gampang, yang penting terus berusaha. Gw bersyukur pernah bertemu dengan
orang-orang yang lalu-lalang datang dan pergi dan memberikan banyak pelajaran yang
pada akhirnnya hingga gw tau cara membedakan yang benar dengan yang salah. Saat kita yakin kepada seseorang tapi
ternyata dia pergi dari kehidupan kita, harusnnya kita tidak terlarut secara
berlebihan. Sedih ya mungkin pastinya, namannya juga manusia. Tapi andai saja
kita mengerti sekenario dan maksud tuhan atas semua itu, bahwa tuhan membiarkan
orang tersebut pergi agar Dia bisa menggantinnya dengan yang lebih baik untukmu.
Ahhhhh….lega rasannya abis
nulis dan curhat soal kegalauan gw yang pada akhirnya menemukan sendiri
ujungnnya. Bukan berupa solusi sih, tapi berupa kesadaran dan penerimaan
bagaimana menyikapi sikap dan kegalauan gw dengan kekurangan yang ada meski
hanya dengan mengandalkan presepsi dan sudut pandang diri sendiri. Pernah dengar
ga, kalau wanita itu tidak butuh solusi tetapi hanya perlu didengarkan dan
dengan sendirinya akan menemukan solusi atas masalahnya yang 80% berkaitan
dengan perasaan. Itu sebabnya kali yah
sob, wanita senang curhat. Hehehe,,,.. dan kalau ga ada tempat curhat atau
sulit terbuka dengan orang lain nih, menuliskannya dalam bentuk catatan atau
blog sama leganya kok dengan curhat. Karena sambil menumpahkan kekesalan atau
permasalahan melalui menulis kita juga suka kepikiran solusi terbaik atau jalan
keluar dari masalah atau sedikitnnya bisa
lebih lega.
Btw kaum adam suka galau ga
yah??? Hehehe….
(*Kosan Tua Wahdah Indah Belakang, 27 Agustus 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar