Celoteh Si Mak'nun

Kamis, 30 Agustus 2012

Sesi Curcol: Cukup aku dan tuhan yang tahu



Relationships are like birds,
if you hold tighly, they DIE
if you hold loosely, they FLY
but if you hold with care they remain with you forever”
Kembali kedalam kegalauan. Mungkin sudah biasa bagi kaum hawa, gampang terbawa perasaan (baca: galau). Malam kedua berada dikost’n setelah libur yang sangat panjang. Sepi, hanya suara nyaring nyamuk yang asik menari-nari dekat telingaku. Kayaknya itu nyamuk kangen yah sama mangsanya karena hampir sebulan ditinggal. Jangan-jangan mereka puasa lagi selama saya libur, karena tidak ada sumber makanan. Kasian juga, maka malam pertama saya dikost’n langsung diserbu sama tuh nyamuk-nyamuk yang kayaknnya kalap karena pada laper.
Galau, kenapa gw kok menikmati kegalauan malam ini yah. Kayaknya melayang-layang diudara. Hanya ingin merenung aja sih, sendirian. Nyatanya gw ga bisa jujur dan berterus terang pada diri sendiri apalagi pada orang lain. Cuma ketawa-ketawa sendiri di kamar, kok bisa yah ada orang seperti ini. Bahkan ga mau ngaku sama dirinya sendiri karena takut. Padahal selama gw ga ngomong ke siapa-siapa dan tetap menyimpannya rapat-rapat ga ada yang bakal tau. Hanya tuhan yang tahu.
Tapi pengen deh, sekali-kali gw ngaku gitu, minimal ke diri sendiri. Tapi sulit, gw ga punya kebernaian sebesar itu. Intinnya gw ga mau ngaku. Hahahahaaa……….*masih ngetawain diri sendiri, sumpah naïf  parah. Gengsi atau gimana yah.. apa minder?? Atau emang ga berani. Hmm… tengsin
Gw pengen muhasabah diri, tapi kok susah amat yah. Dalam hal-hal tertentu mungkin ga terlalu sulit untuk tahu dimana kekurangan dan mana yang harus dibuang. Tapi kenapa? Apa karena gw terbiasa bersikap sok ga butuh, cuek dan keras kepala yang jadinnya kayak gini. Khawatir keterusan dan imbasnnya kayaknnya bakal lumayan gede ini. Untuk saat ini, tertutup rapat adalah situasi yang menguntungkan. Tapi kalau terlalu lama tertutup khawatir gw lupa cara bukannya lagi, atau bahkan kuncinya hilang dan selamannya harta karun ini tersembunyi.
Gw rasa ini juga karena gw serng bermain dengan tanda dan kata-kata denotasi. Hehehe……….. gw selalu berharap orang sadar sendirinya dengan apa maksud gw yang serba “tersirat”. #Plaaaakkkk!!!! Ngaco!! Mana orang tahu kalau kita ga pernah bilang terus terang dan gamblang, kecuali jika orang tersebut punya kemampuan baca pikiran orang. Kadang greget sendiri, kok bisa yah orang bicara seenak itu, blak-blakan soal apa yang dia rasa dan dia mau. Kok gw susah amat!!! Aggggghhhh…….. gw juga manusiaaa!!
Tapi ini semua bukan tanpa sebab tentunya. Menurut perkiraan gw sih, hehe…. Bukankah justru lebih banyak keuntungan dengan sikap seperti ini. Bukankah ini yang menjadikan kamu berbeda (Hohooohoo….#). Yappp, apa yang pengen gw katakan, gw ungkapkan, gw masalahkan diatas itu adalah hal-hal yang baik? Atau akan lebih baik jika hanya tuhan dan gw sendiri yang tahu? Apa perlu orang lain tahu?. Itu hanya naluri gw aja yang ngajak ribut deh kayaknnya. Ada 3 naluri manusia yang secara fitriah ada dalam diri manusia sejak lahir setau gw sih yaitu Eksistensi diri, menggantungkan diri pada orang lain dan sayang menyayangi. Ingin orang lain tahu (eksis) atau ingin saling menyayangi (#hohooo). Gw rasa dua hal itu hanya akan lebih banyak memberi kemudharatan dari pada manfaat baik untuk gw sendiri maupun orang lain jika melakukan dan mengatakan hal-hal aneh-aneh untu kendapatkan kepuasan untuk 2 naluri tersebut. Bisajadi ketika gw menjadi orang yang suka blak-blakan malah akan banyak masalah yang bisa gw dapet dan kemudharatan yang datang. Naudzubillah…
Kalau soal kenapa gw ga mau jujur sama diri sendiri sih, hmmm kayaknnya gw malu aja dan ga pantes untuk memikirkan dan mengajak diri gw larut dengan perasaan yang kebanyakan adalah angan kosong. Gw malu sama tuhan. Makanya kalau gw jujur dan mengakui perasaan gw ke diri sendiri itu artinnya gw ngajak diri sendiri terus berlarut-larut dalam angan-angan tersebut. Jadi mending gw simpen rapet. Biar gw dan tuhan yang tahu kalau banyak orang yang singgah datang dan pergi dalam kehidupan pribadi gw (Oooow….. stasiun kali!!). Suatu saat jika sudah waktunnya tuhan sendirilah yang akan membantuku, bukan orang lain.
Menjaga hati memang ga gampang, yang penting terus berusaha. Gw bersyukur pernah bertemu dengan orang-orang yang lalu-lalang datang dan pergi dan memberikan banyak pelajaran yang pada akhirnnya hingga gw tau cara membedakan yang benar dengan yang salah.  Saat kita yakin kepada seseorang tapi ternyata dia pergi dari kehidupan kita, harusnnya kita tidak terlarut secara berlebihan. Sedih ya mungkin pastinya, namannya juga manusia. Tapi andai saja kita mengerti sekenario dan maksud tuhan atas semua itu, bahwa tuhan membiarkan orang tersebut pergi agar Dia bisa menggantinnya dengan yang lebih baik untukmu.
Ahhhhh….lega rasannya abis nulis dan curhat soal kegalauan gw yang pada akhirnya menemukan sendiri ujungnnya. Bukan berupa solusi sih, tapi berupa kesadaran dan penerimaan bagaimana menyikapi sikap dan kegalauan gw dengan kekurangan yang ada meski hanya dengan mengandalkan presepsi dan sudut pandang diri sendiri. Pernah dengar ga, kalau wanita itu tidak butuh solusi tetapi hanya perlu didengarkan dan dengan sendirinya akan menemukan solusi atas masalahnya yang 80% berkaitan dengan perasaan.  Itu sebabnya kali yah sob, wanita senang curhat. Hehehe,,,.. dan kalau ga ada tempat curhat atau sulit terbuka dengan orang lain nih, menuliskannya dalam bentuk catatan atau blog sama leganya kok dengan curhat. Karena sambil menumpahkan kekesalan atau permasalahan melalui menulis kita juga suka kepikiran solusi terbaik atau jalan keluar dari masalah atau sedikitnnya bisa  lebih lega.       
Btw kaum adam suka galau ga yah??? Hehehe….

(*Kosan Tua Wahdah Indah Belakang, 27 Agustus 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar