Menyendiri di pojokan taman, dipojok
ruangan atau dipojok kamar adalah aktivitas yang mengasyikan buatku. Pojok dimana
ruang sebagian adalah milik kita sendiri dan sebagianya tergadai dengan
kehidupan social. Setidaknya kau harus
punya ruang pribadimu sendiri, buatku itu tak harus kamar pribadi atau ruang
rahasia lainnya seperti milikinya para super hero. yaah,... yang penting bisa
merasakan kenyamanan. Damai….
Bau rumpuk dan embun yang beradu ditaman
firdaus menjadi tempat pilihan saat tidak ada dosen yang mengisi praktikum. Ditemani
bapak pemotong rumput taman dan mesin pemotongnya yang lumayan bisa mengalahkan
suara david arculeta, rihanna dan james morison yang keluar dari speaker laptop
kecil biruku. Udara pagi masih sangat sejuk, sepi karena sebagian besar
mahasiswanya tengah berada di dalam kelas. Disini tak ada kehidupan social yang
menuntutku, tapi ada tuntutan besar dari sisi pribadiku…
Pertarungan batin, yah.. semacam itu
mungkin dramatisnya. Sisi pribadiku menanyakan sisi social yang selama ini kujalani.
Kehidupanku di kampus ini sudah mulai
memasuki tahap akhir, kehidupan organisasiku sudah berjalan hampir 2 tahun dan
kehidupan asmaraku entah sudah dimulai atau belum (tidak ambil pusing, biarkan
saja). Saya termasuk orang yang sangat percaya bahwa lingkungan memiliki
pengaruh yang besar terhadap kepribadian, karakter, dan tingkah laku. Lingkungan
menjadi sebab akibat bagi semua perubahan yang terjadi (tentu atas izinNya). Setiap
hal selalu memiliki dua sisi, positif dan negative. Sampai tiba saatnya masa
pengambilan keputusan tiba dan masa transisi harus terjadi lagi..lagi..dan
lagi. Karena hidup ini selalu berubah bukan.
Banyak dampak positif yang saya dapatkan
berada dalam lingkaran organisasi. Suasana kondusif untuk belajar tentang
kepemimpinan, pemahaman terhadap karakter manusia, membantu berpikir dan
menilai lebih objektif dan sahabat-sahabat terbaik yang saya miliki pun saya
dapatkan dalam lingkaran tersebut. tapi kenapa saya merasa kering……..
Rasanya saya menjadi orang yang lebih
angkuh, egois, tidak peka, tidak mampu berkata dan berprilaku lembut, dan lingkungan ini belum mampu membuat saya
menemukan diri yang sebenarnya. Hingga saat ada pertanyaan akan melanjutkan
atau tidak, muncul banyak keraguan.
Ingin mencari lingkungn baru, amanah baru,
dan perubahan baru…………… banyak kekhawatiran saat saya harus berada dilingkungan
yang atmosfernya sama. Saya makin merajalela menjadi orang yang semakin keras
dan egois. Saya ingin meninggalkan atmosfer itu, saya ingin memasuki dunia baru
yang bisa membuat saya menjadi lebih baik, lebih santun dan lebih menyentuh
sisi real kehidupan masyarakat. Kehidupan social, mimpi-mimpi social………..
Namun apakah sanggup jika saya meninggalkan
lingkungan, system yang sudah 2 tahun saya ikuti? Entahlah…. Semoga allah
memilihkan yang terbaik, jika saya harus melanjutkan saya harus dapat
memastikan motivasi kenapa melakukannya, tidak karena orang lain, tidak karena
nafsu dan saya harus sudah siap dengan segala konsekuensinya.
Jika saya meninggalkan dan memilih amanah
lain, semoga amanah ini bisa menjadi ladang amal dan dapat menjadikan saya
orang yang lebih baik.
Saya tidak ingin menjalani sesuatu dengan
setengah-setengah lagi, tidak ingin kesalahan yang sama terulang dan
kesia-siaan yang akan saya dapatkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar