Celoteh Si Mak'nun

Rabu, 19 September 2012

Catatan Pojok taman Firdaus


Menyendiri di pojokan taman, dipojok ruangan atau dipojok kamar adalah aktivitas yang mengasyikan buatku. Pojok dimana ruang sebagian adalah milik kita sendiri dan sebagianya tergadai dengan kehidupan social.  Setidaknya kau harus punya ruang pribadimu sendiri, buatku itu tak harus kamar pribadi atau ruang rahasia lainnya seperti milikinya para super hero. yaah,... yang penting bisa merasakan kenyamanan. Damai….

Bau rumpuk dan embun yang beradu ditaman firdaus menjadi tempat pilihan saat tidak ada dosen yang mengisi praktikum. Ditemani bapak pemotong rumput taman dan mesin pemotongnya yang lumayan bisa mengalahkan suara david arculeta, rihanna dan james morison yang keluar dari speaker laptop kecil biruku. Udara pagi masih sangat sejuk, sepi karena sebagian besar mahasiswanya tengah berada di dalam kelas. Disini tak ada kehidupan social yang menuntutku, tapi ada tuntutan besar dari sisi pribadiku… 

Pertarungan batin, yah.. semacam itu mungkin dramatisnya. Sisi pribadiku menanyakan sisi social yang selama ini kujalani.

Kehidupanku di kampus ini sudah mulai memasuki tahap akhir, kehidupan organisasiku sudah berjalan hampir 2 tahun dan kehidupan asmaraku entah sudah dimulai atau belum (tidak ambil pusing, biarkan saja). Saya termasuk orang yang sangat percaya bahwa lingkungan memiliki pengaruh yang besar terhadap kepribadian, karakter, dan tingkah laku. Lingkungan menjadi sebab akibat bagi semua perubahan yang terjadi (tentu atas izinNya). Setiap hal selalu memiliki dua sisi, positif dan negative. Sampai tiba saatnya masa pengambilan keputusan tiba dan masa transisi harus terjadi lagi..lagi..dan lagi. Karena hidup ini selalu berubah bukan.

Banyak dampak positif yang saya dapatkan berada dalam lingkaran organisasi. Suasana kondusif untuk belajar tentang kepemimpinan, pemahaman terhadap karakter manusia, membantu berpikir dan menilai lebih objektif dan sahabat-sahabat terbaik yang saya miliki pun saya dapatkan dalam lingkaran tersebut. tapi kenapa saya merasa kering……..
Rasanya saya menjadi orang yang lebih angkuh, egois, tidak peka, tidak mampu berkata dan berprilaku lembut, dan  lingkungan ini belum mampu membuat saya menemukan diri yang sebenarnya. Hingga saat ada pertanyaan akan melanjutkan atau tidak, muncul banyak keraguan.

Ingin mencari lingkungn baru, amanah baru, dan perubahan baru…………… banyak kekhawatiran saat saya harus berada dilingkungan yang atmosfernya sama. Saya makin merajalela menjadi orang yang semakin keras dan egois. Saya ingin meninggalkan atmosfer itu, saya ingin memasuki dunia baru yang bisa membuat saya menjadi lebih baik, lebih santun dan lebih menyentuh sisi real kehidupan masyarakat. Kehidupan social, mimpi-mimpi social……….. 

Namun apakah sanggup jika saya meninggalkan lingkungan, system yang sudah 2 tahun saya ikuti? Entahlah…. Semoga allah memilihkan yang terbaik, jika saya harus melanjutkan saya harus dapat memastikan motivasi kenapa melakukannya, tidak karena orang lain, tidak karena nafsu dan saya harus sudah siap dengan segala konsekuensinya.

Jika saya meninggalkan dan memilih amanah lain, semoga amanah ini bisa menjadi ladang amal dan dapat menjadikan saya orang yang lebih baik. 

Saya tidak ingin menjalani sesuatu dengan setengah-setengah lagi, tidak ingin kesalahan yang sama terulang dan kesia-siaan yang akan saya dapatkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar