Celoteh Si Mak'nun

Jumat, 20 Juli 2012

Lirih Rindu Ramadhan


Apalah arti rindu, kalau bukan cinta.......
 
Alhamduillah…. Puji syukur atas segala nikmat dan karuniaNya yang senantiasa tercurah dalam setiap tarikan nafas hidup. Dalam setiap hembusan angin yang diciptakanNya. Dalam setiap tetes air yang turun dari langit. Dalam setiap nyawa yang terlahir di bumi. Semua adalah wujud cintaNya.

Hari pertama di bulan ramadhan. Tidak ada kata lain yang ingin di ucapkan selain kata syukur. Dipertemukan kembali dengan bulan suci yang penuh berkah, bulan yang dirindui seorang muslim yang penuh cinta akan RabbNya, bulan yang akan menjadi arena perburuan amal baik bagi kaum muslimin untuk mempersiapkan diri dalam keadaan sebaik mungkin agar kelak dapat bertemu dengan penciptaNya.

Setelah kemarin menunggu keputusan sidang istbat yang merupakan penentuan satu ramadhan akhirnnya diputuskan bahwa satu ramadhan jatuh pada hari sabtu tanggal 21 Juli 2012. Isu atau desas desus sebelumnnya satu ramadhan jatuh pada hari jumat, otomatis persiapan ramadhan pusn dipersiapkan untuk hari jumat (kalau ibu-ibu mungkin mulai mempersiapkan menu sahur), mulai dari agenda ramadhan dan kegiatan lainnya. Sepertinya ia begiru dirindu, hingga tak sabar menunggu hasil siding yang sekaligus menentukan solat traweh atau tidak malam jumat waktu itu. Siap-siap ia, tapi ternyata hasil sidang memutskan satu ramadhan jatuh pada hari sabtu, karena hilalnya masih terlalu rendah dan belum begitu jelas terlihat (kata pakar astrologi).

Ramadhan sering dikiaskan dengan perumpamaan Tamu Agung yang istimewa. Perumpamaan dan keistimewaan itu tidak saja menunjukkan kesakralannya dibandingkan dengan bulan lain. Namun, mengandung suatu pengertian yang lebih nyata pada aspek penting adanya peluang bagi pendidikan manusia secara lahir dan batin untuk meningkatkan kualitas ruhani maupun jasmaninya seseorang dalam masa hidupnya.

Karena itu, Bulan Ramadhan dapat disebut sebagai Syahrut Tarbiyah atau Bulan Pendidikan. Penekanan pada kata Pendidikan ini menjadi penting karena pada bulan ini kita dididik langsung oleh Allah SWT. Pendidikan itu meliputi aktivitas yang sebenarnya bersifat umum seperti makan pada waktunya sehingga kesehatan kita terjaga. Atau kita diajarkan oleh supaya bisa mengatur waktu dalam kehidupan kita. Kapan waktu makan, kapan waktu bekerja, kapan waktu istirahat dan kapan waktu ibadah. Jadi, pendidikan itu berhubungan langsung dengan penataan kembali kehidupan kita di segala bidang.

Menata kehidupan sesungguhnya bagian dari proses mawas diri atau introspeksi. Jadi, bulan Ramadhan sesungguhnya bulan terbaik sebagai masa mawas diri yang intensif. Proses mawas diri melibatkan evaluasi diri ke wilayah kedalaman jiwa untuk dinyatakan kembali dalam keseharian sebagai akhlak dan perilaku mulai yang membumi. Tentunya evaluasi ini didasarkan atas pengalaman hidup sebelumnya yaitu pengalaman atas semua peristiwa dan perilaku sebelas bulan sebelumnya sebagai ladang maghfirah yang sudah disemai dan ditanami pohon benih-benih perbuatan. Selain itu, evaluasi juga mencakup taksiran untuk kehidupan di masa depan, baik di dunia maupun di akhirat nanti.

Pada masa Rasulullah peperangan fisik banyak terjadi pada bulan Ramadhan dan itu semua dimenangkan kaum muslimin. Peperangan fisik di masa Rasulullah adalah suatu keharusan yang tidak dapat ditolak karena situasi dan kondisi yang dihadapi saat itu. Namun, seperti diungkapkan dalam hadis Nabi seusai Perang Badar, yang paling berat adalah peperangan kita untuk berjihad melawan hawa nafsu sendiri. Karena itu bulan Ramadhan sering disebut sebagai Syahrul Jihad dengan fokus pada pengendalian hawa nafsu diri sendiri (yaitu Wa Nafsi)

Jihad melawan nafsu adalah ungkapan untuk menyucikan dan memurnikan nafsu kita untuk kembali semurni-murninya, yaitu dalam keadaan fitri. Ungkapan ini sebenarnya berasal dari firman Allah dalam QS 91:7-10 dan beberapa ayat lainnya yang berbunyi senada yaitu menyucikan jiwa. Menyucikan Jiwa adalah syarat yang mengiringi proses awal penerimaan wahyu yaitu IQRA (simak QS 96:1-5). Hal ini tentunya erat kaitannya dengan buah dari pendidikan jiwa secara intuitif maupun intelektual murni (atau intelek awal), dengan rasionalitas dan penyingkapan tabir-tabir gelap jiwa kita yang sejatinya “Ummi” dan “Fakir” di hadapan Allah, Rabbul ‘Aalamin (Pencipta, Pemelihara dan Pendidik semua makhlukNya).

Dari kedua pengertian nama bulan Ramadhan sebagai Bulan Pendidikan dan Bulan Jihad Melawan hawa nafsu tersebut, maka terungkaplah kemudian nama bulan Ramadhan sebagai Syahrul Qur’an. Al-Qur’an pertama sekali diturunkan di bulan Ramadhan dan pada bulan ini sebaiknya kita banyak membaca dan mengkaji kandungan Al-Qur’an sehingga kita faham dan mengerti perintah Allah yang terkandung di dalamnya. Karenanya, penamaan Syahrul Tarbiyah dan Syahrul Jihad sebenarnya berhubungan dengan suatu prakondisi sebelum Nabi Muhammad SAW menerima al-Qur’an sebagai Wahyu yang diwahyukan. Dalam konteks ini maka bulan Ramadhan sebagai Syahrul Qur’an sebenarnya merupakan peluang bagi semua Umat Islam yang bersyahadat dengan Nama Muhammad untuk mengkaji dan menggali nilai-nilai spiritual al-Qur’an untuk dinyatakan menjadi akhlak mulia alias akhlak Muhammad alias akhlak Qur’ani.

Selain itu, di ramadhan yang penuh berkah ini jalinan ukhuwah islamiah senantiasa lebih terjaga dengan kegiatan-kegiatan ramadhan yang dijalankan seperti sholat berjamaah dan saling berbagi makanan berbuka kepada tetangga-tetangga terdekat. Hal-hal kecil seperti mengantarkan makanan atau sekeddar berbagi seulas senyum, tidak dipungkiri dapat membawa perubahan besar bagi kehidupan setelahnya. Dan tentu tidak jarang, seorang anak yang pergi merantau jauh ingin merasakan kehangatan keluarga dengan menjalankan ibadah uasa bersama keluarga hingga ia mengorbakan banyak hal hanya untuk mengobati kerinduannya.

Terimakasih telah memberiku kesempatan untuk dapat menjumpai bulan SuciMu Rabb….. 
Semua atas ijinMu....
dan jika ini adalah ramadhan terakhirku, kenangkanlah aku pada dosa-dosaku dan bukakanlah pintu taubat untuk hambaMu yang lemah ini yaa Rabb.

*didukung dari beberapa sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar