Celoteh Si Mak'nun

Rabu, 02 Januari 2013

Berpura-pura


Berpura-pura jadi orang dewasa untuk melewatinya,..
Berpura-pura jadi anak-anak untuk menghindarinya...
Rasanya di panggung sandiwara ini, berpura-pura bukanlah hal yang baru tentunya. Kita memiliki peran masing-masing di panggung dengan karakter masing-masing. Dalam situasi tertentu, kadang kita dihadapkan pada persoalan yang kita sendiri belum siap untuk menghadapinya. Kita belum siap untuk mengambil sebuah keputusan, ataupun kita belum siap untuk memilih dan menjalaninnya. Bukan karena kita tidak menginginkannya. Bukan karena kita tidak sanggup untuk menjalaninya. Tapi karena kita belum siap. Karena masih ada keraguan.
Jika boleh memutar sang waktu, bisakah melewatinya? Bisakah menundanya? Bisakah untuk tidak sekarang?

Ah… waktu, engkau memang tak pernah dusta…
Mana bisa kurayu dirimu,

Kondisi ini bukalah hal yang jarang terjadi dalam keseharian kita. Ketidaksiapan kadang menimbulkan efek negative dalam diri. Bisajadi stress atau galau sendiri jika tidak mampu menghadapinya. Dua kalimat paling atas tulisan ini merupakan senjata pamungkas untuk menghadapi kondisi demikian. Cara aman yang jujur, sering juga saya gunakan. Bukan bermaksud berbohong dengan berpura-pura. Walawpun pura-pura adalah salah satu cara untuk berbohong.
Saya baru sadar, kalau selama ini saya juga sering berpura-pura….
Saya berpura-pura menjadi seorang dewasa yang mampu melakukan apapun yang orang dewasa lain lakukan, orang dewasa yang bisa mengambil keputusan,  yang bisa hidup mandiri, orang dewasa yang sudah tidak mau diatur, yang kuat, yang bekerja, yang tampil mempesona, yang bisa meyakinkan diri saya kalau saya bisa melakukan apapun, yang bisa merangkul orang lain dan orang dewasa yang sudah pantas mengenal cinta.
Saya berpura-pura agar bisa melewatinya…
Saya berpura-pura agar saya kuat…
Saya berpura-pura untuk meyakinkan diri sendiri…
Saya berpura-pura untuk diri saya sendiri….

Saya juga berpura-pura menjadi anak-anak, yang hanya melakukan apa yang saya ingin lakukan. Anak-anak yang bertingkah polos, anak-anak yang selalu ceria, anak-anak yang senang merengek, anak-anak yang ingin selalu dapat perhatian dan anak-anak yang belum boleh mengenal cinta.
Saya berpura-pura agar bisa menghindarinya…
Saya berpura-pura agar saya bahagia…
Saya berpura-pura untuk meyakinkan diri sendiri…
Saya berpura-pura untuk diri saya sendiri….

Saya berpura-pura pada saat saya tidak siap.
“Termasuk saat saya tidak siap untuk mencintai sesorang dan menerima cinta darinya……”
Jika dengan berpura-pura mampu menepis bahaya yang aka nada, jadi kenapa tidak?
Saya ingin diakui lingkungan social, maka saya harus berpura-pura seolah-olah adalah orang dewasa yang bisa segalannya. Saya bukan anak-anak…!!
Saya belum siap menuju fase hidup selanjutnya, maka saya harus berpura-pura seolah-olah masih anak-anak. Saya belum dewasa…!!
Apa saya berbohong??
Allah, bukan karena ku tak percaya janji dan kehadiranMu disisiku…
Hanya ini caraku,
Engkau tau isi hatiku,
Engkau tau niat dalam hati ini,

#Pura-pura bukan berarti palsu, manya menstrategi waktu agar bisa diterima hati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar