Celoteh Si Mak'nun

Rabu, 02 Januari 2013

Saat tak ada pilihan lain


Hari ini, tak ada kuliah tak ada praktikum. Setelah mencuci setumpuk pakaian yang telah menumpuk selama seminggu dalam ember kuputuskan untuk bersantai saja tanpa rencana untuk hari ini. Membaca buku “habibie ainun”, memberikan kisah hidup yang sangat mengesankan. Kisah prestasi dan perjuangan seorang BJ Habibie dan kisah kesetiaan ainun. Ainun seorang wanita yang baik, bijak dan berilmu. Soorang wanita yang berada dibalik kesuksesan seorang BJ Habibie, seorang istri yang sangat luar biasa perannya dalam menciptakan keluarga yang harmonis, seorang wanita yang memiliki jjiwa social tinggi, seorang wanita yang patut menjadi cerminan bagi wanita-wanita lainnya.
Setelah berpuluh-puluh lembar catatan perjalanan seorang BJ Habibie dan Ainun kuselami, perutku mulai berkontraksi karena belum terisi setetes airpun dari mulai bangun tidur. Untungnya masih ada sekotak susu steril dalam kulkas, cukup sebagai penambah energy untuk melanjutkan membaca.
2 jam kemudian perut kembali meraung-raung, rupanya sekotak susu hanya mampu membuatku bertahan selama 2 jam saja. Baiklah, rupanya aku baru ingat juga kalau bahkan dari kemarin siang belum memasukan nasi kedalam perutku. Hanya memakan makanan ringan dan gorengan. Pergi mandi dan mencari sarapan perlu dilakukan sebelum kembali terlena dengan kisah roman dan perjuangan lainnya.
Saat berjalan-jalan di bara, mencari makanan apa yang cukup membuatku selera iseng kuperhatikan kegiatan yang ada disana. Kegiatan mahasiswa yang apda umumnya sedang ebrgegas untuk kuliah atau sedang mencari makan sepertiku, pedagang yang siap-siap membuka tokonya, dan ada satu yang menarik perhatianku. Perhatianku tertuju pada seorang anak muda yang tengah mendorong gerobak atau tempat jualan yang ada kacanya seperti etalase. Bukan karena aku mengenal orang tersebut, bukan juga karena dia cukup menarik hingga mataku membuntuti gerakannya hingga di ujung jalan. Tapi karena tersadar beebrapa hal saat melihat dia dan apa yang dilakukannya.
Diusia semuda itu, mungkin usianya lebih muda dariku. Ternyata tidak semua orang bisa dengan enak menikmati harinya dengan bersantai ria atau menghabiskan waktud engan duduk manis di dalam kelas. Banyak orang lain yang seperti anak muda tadi. Harus bangun pagi-pagi bukan untuk siap-siap ke sekolah, bukan bangun pagi-pagi karena harus mengerjakan laporan, bukan bangun pagi-pagi untuk membaca. Mereka bangun pagi karena tuntutan hidup,.mereka bangun pagi karena ada seorang ibu yang harus mengisi panic didapurnya dengan beras, mereka bangun pagi-pagi untuk mencari uang saku untuk adik-adiknya. “gengsi?” tak akan membuat ibu mereka senang, tak akan membuat adik mereka bisa berangkat dengan gengsi. Maka mereka mengubur rasa itu dalam-dalam. “malu??” mereka lebih malu jika melihat ibu mereka mengemis pada tetangga, mereka akan lebih malu jika adik mereka mengemis dijalan. Maka kadang hidup memang tak memberi pilihan lain selain tetap bergerak dan menjalaninnya dengan penuh kesabaran. Pasti ada rasa cemburu dihati mereka, melihat orang-orang seusianya menenteng tas dan laptop berjalan sambil tertawa bersama teman-temannya. Pasti ada pedih menyaksikan pemandangan itu, pasti ada tetes air mata karena keadaan. Ketidakberdayaan untuk memilih keadaan yang lebih baik.
Bagi mereka yang tidak punya kesempatan untuk memilih
Bagi mereka yang kini menjalani hidup dengan keras
Bagi mereka yang terus berjuang untuk orang-orang yang dicintainya..
Perhatikanlah,
Di dunia ini, engkau mungkin seolah terlihat lebih rendah daripada yang lain
Di dunia ini, engkau mungkin seolah tak berharga
Di dunia ini, engkau mungkin seolah tak berarti
Tapi…
Tidakkah kau dengar ungkapan doa seorang ibu yang amat bersyukur atas kehadiranmu
Ungkapan syukur atas kehadiran seorang anak yang rela berkorban mencari nafkah untuk keluarganya
Merelakan masa mudannya untuk sekedar hura-hura dengan teman-temannya
Merelakan masa mudanya untuk adik-adiknya..
Kelak saat masanya tiba, engkau adalah orang yang sukses tanpa pilihan
Saat kau lihat adik-adikmu tumbuh baik dan pintar
Karena mungkin tuhan tidak memberikanmu pilihan lain, selain menjadi orang yang akan mulia disisiNya
Bersabarlah…

*setelah menulis, mari melanjutkan membaca…. membaca akan membuatmu lebih baik. Menulis akan memberikan perasaan yang jauh lebih baik lagi..


18 desember 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar