Hari ini, tak ada kuliah tak ada praktikum.
Setelah mencuci setumpuk pakaian yang telah menumpuk selama seminggu dalam
ember kuputuskan untuk bersantai saja tanpa rencana untuk hari ini. Membaca
buku “habibie ainun”, memberikan kisah hidup yang sangat mengesankan. Kisah
prestasi dan perjuangan seorang BJ Habibie dan kisah kesetiaan ainun. Ainun
seorang wanita yang baik, bijak dan berilmu. Soorang wanita yang berada dibalik
kesuksesan seorang BJ Habibie, seorang istri yang sangat luar biasa perannya dalam
menciptakan keluarga yang harmonis, seorang wanita yang memiliki jjiwa social
tinggi, seorang wanita yang patut menjadi cerminan bagi wanita-wanita lainnya.
Setelah berpuluh-puluh lembar catatan
perjalanan seorang BJ Habibie dan Ainun kuselami, perutku mulai berkontraksi
karena belum terisi setetes airpun dari mulai bangun tidur. Untungnya masih ada
sekotak susu steril dalam kulkas, cukup sebagai penambah energy untuk
melanjutkan membaca.
2 jam kemudian perut kembali meraung-raung,
rupanya sekotak susu hanya mampu membuatku bertahan selama 2 jam saja. Baiklah,
rupanya aku baru ingat juga kalau bahkan dari kemarin siang belum memasukan
nasi kedalam perutku. Hanya memakan makanan ringan dan gorengan. Pergi mandi
dan mencari sarapan perlu dilakukan sebelum kembali terlena dengan kisah roman
dan perjuangan lainnya.
Saat berjalan-jalan di bara, mencari
makanan apa yang cukup membuatku selera iseng kuperhatikan kegiatan yang ada
disana. Kegiatan mahasiswa yang apda umumnya sedang ebrgegas untuk kuliah atau
sedang mencari makan sepertiku, pedagang yang siap-siap membuka tokonya, dan
ada satu yang menarik perhatianku. Perhatianku tertuju pada seorang anak muda
yang tengah mendorong gerobak atau tempat jualan yang ada kacanya seperti
etalase. Bukan karena aku mengenal orang tersebut, bukan juga karena dia cukup
menarik hingga mataku membuntuti gerakannya hingga di ujung jalan. Tapi karena tersadar
beebrapa hal saat melihat dia dan apa yang dilakukannya.
Diusia semuda itu, mungkin usianya lebih
muda dariku. Ternyata tidak semua orang bisa dengan enak menikmati harinya
dengan bersantai ria atau menghabiskan waktud engan duduk manis di dalam kelas.
Banyak orang lain yang seperti anak muda tadi. Harus bangun pagi-pagi bukan
untuk siap-siap ke sekolah, bukan bangun pagi-pagi karena harus mengerjakan
laporan, bukan bangun pagi-pagi untuk membaca. Mereka bangun pagi karena
tuntutan hidup,.mereka bangun pagi karena ada seorang ibu yang harus mengisi
panic didapurnya dengan beras, mereka bangun pagi-pagi untuk mencari uang saku
untuk adik-adiknya. “gengsi?” tak akan membuat ibu mereka senang, tak akan
membuat adik mereka bisa berangkat dengan gengsi. Maka mereka mengubur rasa itu
dalam-dalam. “malu??” mereka lebih malu jika melihat ibu mereka mengemis pada
tetangga, mereka akan lebih malu jika adik mereka mengemis dijalan. Maka kadang
hidup memang tak memberi pilihan lain selain tetap bergerak dan menjalaninnya
dengan penuh kesabaran. Pasti ada rasa cemburu dihati mereka, melihat
orang-orang seusianya menenteng tas dan laptop berjalan sambil tertawa bersama
teman-temannya. Pasti ada pedih menyaksikan pemandangan itu, pasti ada tetes
air mata karena keadaan. Ketidakberdayaan untuk memilih keadaan yang lebih
baik.
Bagi mereka yang tidak punya kesempatan
untuk memilih
Bagi mereka yang kini menjalani hidup
dengan keras
Bagi mereka yang terus berjuang untuk
orang-orang yang dicintainya..
Perhatikanlah,
Di dunia ini, engkau mungkin seolah
terlihat lebih rendah daripada yang lain
Di dunia ini, engkau mungkin seolah tak
berharga
Di dunia ini, engkau mungkin seolah tak
berarti
Tapi…
Tidakkah kau dengar ungkapan doa seorang
ibu yang amat bersyukur atas kehadiranmu
Ungkapan syukur atas kehadiran seorang anak
yang rela berkorban mencari nafkah untuk keluarganya
Merelakan masa mudannya untuk sekedar
hura-hura dengan teman-temannya
Merelakan masa mudanya untuk adik-adiknya..
Kelak saat masanya tiba, engkau adalah
orang yang sukses tanpa pilihan
Saat kau lihat adik-adikmu tumbuh baik dan
pintar
Karena mungkin tuhan tidak memberikanmu
pilihan lain, selain menjadi orang yang akan mulia disisiNya
Bersabarlah…
*setelah menulis, mari melanjutkan
membaca…. membaca akan membuatmu lebih baik. Menulis akan memberikan perasaan
yang jauh lebih baik lagi..
18 desember 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar