Celoteh Si Mak'nun

Selasa, 24 April 2012

Api yang besar berawal dari percikan api yang kecil

....Coelogyne pandurata....
Aku takut engkau tergoda ...
karena itu aku diam
Aku takut engkau goyah ...
karena itu aku diam

aku takut ada yang kecewa
aku takut ada yang terluka
aku takut ada yang terhina
karena itu aku diam

 

aku takut tak bisa menjaga
aku takut potensi yang tak bisa diduga
aku takut jatuh ke dalam dosa
karena itu aku diam

aku takut melanggar laranganNya
aku takut tak lagi peka akan peringatanNya
aku takut tak lagi taat kepadaNya
karena itu aku diam

aku takut hatiku tertipu nafsu
aku takut taqwaku tergadaikan logika semu
aku takut perasaanku tertutup emosi sesaatku
karena itu aku diam

aku takut jauh dariNya
aku takut tidak karenaNya
aku takut tak lagi dapat pertolongan dariNya
tak lagi mengamalkan FirmanNya
tak lagi mengikuti NabiNya
karena itu aku diam

aku takut tak didengar dalam do'a
aku takut tak ditolong dalam musibah
aku takut tak dilihatNya di padang mahsyar penuh galau dan gundah
karena itu aku diam
(Hamba Allah—jogjakarta)
Karena Aku takut padaMu Rabb... hanya padaMu. Sampai kapan hamba akan terus terjerat urusan dunia?? Kematian bisa menghampiriku kapan pun Kau kehendaki. Tugasku hanya mempersiapkan bekal untuk nanti. Bukan untuk makan sepuasnnya hari ini.

Menjaga pandangan..... topic materi mentoringku minggu yang lalu, tepatnnya malam minggu kemarin. Kenapa harus dijaga?? Karena dia menjadi sebab akibat untuk banyak hal negative lain. Pernah mendengar istilah “menundukan pandangan”? apakah harus terus menunduk tanpa memperhatikan jalan didepannya atau orang dihadapannya?? Konyol rasannya (ups..!!). yah menurutku itu konyol, menunduk terus sepanjang jalan, gimana kalau tiba-tiba ada tiang listrik *jedukkk (kejedot terus benjol), kan konyol tuh. Bukan itu maksudnnya, Allah kan menciptakan mata bukan untuk tidak digunakan seperti itu. Tapi ada aturan pakainnya, itu saja. Seperti membeli kulkas misalnnya ka nada cara pemakaian dan cara merawatnnya. Tidak mungkin kan kita membeli kulkas dan agar tidak rusak dan terus terjaga lantas tidak kita gunakan dan hanya disimpan dalam etalase di rumah (Lebih Konyollll..!!).
Begitu juga dengan anjuran “menundukan pandangan” tadi, maksudnnya adalah untuk menjaga pandangan agar tidak cepat rusak. Bukan hanya matannya yang rusak, tapi yang lainnya yang terhubung dengan syaraf mata termasuk hati. Anggaplah mata adalah listrik yang dapat memfungsikan kulkas. Jika listriknnya terputus atau hidup mati ga beraturan maka makan yang kita simpan di dalam kulkas akan membusuk karena ada konslet di listriknnya.
Akan sulit untuk mengendalikan pandangan jika sudah terbiasa jelalatan. Dan itu bahaya. Mata merupakan salah satu pintu masuk atau input bahan baku. Anggaplah akal sebagai alata filtrasi. Dan sikap dan perbuatan adalah output atau produk yang dihasilkan dari bahan baku tersebut. Terbayang kan kalau input yang dimasukan sesuatu yang tidak baik outputnnya akan seperti apa?? Pasti akan sama dengan inputnnya, terlebih mesin filtrasinnya tidak berjalan. Jika mesin filtrasinnya bagus tentu hanya bahan-bahan tertentu saja yang akan diproses hingga produk yang dihasilkan juga baik. Sebaiknnya kita harus memang cermat dalam memilih input atau bahan baku yang akan digunakan dan memperbaiki mesin filtrasi karena akan terlihat pada output yang dihasilkan atau tercermin pada prilaku dan sikap individu jika yang dimaksud dengan input itu adalah pandangan mata dan mesin filtrasi adalah akal pikiran yang telah dititpkan olehNya.
Akibatnnya jika tidak bisa menjaga mata dari yang tidak seharusnnya, dari yang tidak halal dipandang akan menimbulkan banyak masalah. Kegelisahan, sibuk memikirkan yang seharusnnya tidak dipikirkan, mengganggu konsentrasi dan focus belajar(curhat temenkku sendiri loh ini)
“semua mata pada hari kiamat akan menangis, kecuali mata yang menunduk atas apa yang diharamkan oleh Allah, mata yang terjaga diwaktu malam di jalan Allah dan mata yang menangis karena takut kepada Allah” (HR. Ibnu Abi Dunya)
            Aduuuh sepertinnya susah yah liat kondisi sekarang yang serba dilematis..hehe. ga juga sih, bisa kok. Ga se-kaku itu, kita bukan harus menundukan pandangan hinggga kejedot. Kita boleh menatap lurus kedepan, ga papa memandang alam sekitar, memandang saudara-saudara kita, teman-teman kita. Boleh...ga papa, percuma juga kalau nunduk-nunduk nyampe merunduk tapi hatinya jelalatan membayangkan orng yang ada dihadapannya(pelototin aja sekalian), hanya saja pandangannya jangan yang “luar biasa”, biasaaaa aja deh!!! Jangan didramatisir...hahaha, jangan libatkan perasaan, sekalinnya melibatkan perasaan segera berpaling tau pergi jauh-jauh (istigfar terutama). Banyak setan ngompor-ngomporin disana, “woow...cakep yah, ehm,..kok deg degan ga karuan yah... wajahnnya subhanallah..uuuuh, andaikan dia...andaikan dia...hmmm” STOP!! Kalau dilanjutkan mata anda bisa menjadi awal kerusakan banyak hal. Bisa ngaco tuh pikiran, kepikiran terus nantinnya.
“Api yang besar berawal dari percikan api yang kecil”
Pandangan, senyuman, sapaan terus janjian...terus pacaran, terus dan terus lainnya....... zina itu dosa loh (masih inget kan kalau dosa itu koin untuk ke neraka?? Masih inget kan kalau neraka itu menyeramkan). Kenikmatan sesaat saja, padahal dosannya nempel dibawa-bawa sampe meninggal dunia. Inget mati sob, sampe kapan hidup didunia. Tidak inginkan merasakan kenikmatan abadi yang telah dijanjikanNya, dan janjiNya adalah Pasti. Jangan ditukar dengan kenikmatan sesaat didunia yang fana ini. Oke? ^___^
semangat untuk saling menginatkan yah...
“Ya Allah, kuatkan hatiku. Jangan biarkan aku berjalan sendiri. Iringi aku dengan bimbinganMu. Aku ingin berbahagia dijalanMu. Lindungilah aku agar tidak menyentuh laranganMu.”

2 komentar:

  1. Aamiin (untuk doa terakhir). . .

    tak salah hari ini berkunjung ke blog een. hehehe

    BalasHapus
  2. thx dah berkunjung ke blogku ci :)

    BalasHapus