Babi?
Kenapa babi?? Semester ini dapat mata kulaih tentang babi nih..
menarik, karena saya ga pernah berurusan sama babi sebelumnnya. Haram
juga bagi saya untuk mengkonsumsinya, bahkan tercantum dalam kitab suci
agama saya.
Babi diharamkan?? Kenapa? Tadinya sih saya cuek bebek
aja, ya kalau emang diharamkan ya sudah ga makan lagian juga jarang ada
peternakan babi di daerah saya. Ya ga masalah diharamkan pun.. toh ga
ngaruh apa-apa buat saya, selow..
Tapi,
ujung-ujungnnya penasran juga kenapa babi tuh d haramkan, apa dasarnya?
Alasan logisnya apa? Apa iya karena dia ga punya leher sehingga ga
disembelih?terus pernah denger juga katanya karena banyak cacing
pitanya..??emang iya ya?
Pas responsi kelas
babi, saya coba cari jawabannya sendiri dangan browsing pake internet
karena ga mungkin juga nanya ke dosen praktikum, dia nonis alias non
islam dan tentu dia makan daging babi. Dari hasil pencarian, sungguh
sangat tidak memuaskan alias membingungkan. Hasil pencarian tidak bisa
memuaskan saya… nanya aja ke ustadz langsung?ustadz mana?? Ga punya
kenalan ustadz…he (ustadzah lah!! Ga punya juga tuh…. Ke mba2 alhur gitu
juga kapan nanya nya).
Jawaban yang saya dapat pas saat itu dari beberapa sumber seperti ini kurang lebih:
1. Babi diharamkan karena jelas tertulis dalam al Quran surat Al Baqarah ayat 173 yang berbunyi:
““Innamaa
harrama „alaikum al-maitata wa al-dama wa lahma al-khinjiiri wa maa
uhillabihi li ghairillaahi. Famani idhthurra ghaira baaghin wa laa
„aadin falaa itsma „alaihi. innallaaha gfauurun jahiimun.” (Sesungguhnya
Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan
binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi
barang siapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang ia tidak
menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa
baginya. Sesugguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang).
2. Babi
diharamkan karena dia tidak mempunyai leher sehingga cara memotongnya
pun tidak disembelih layaknnya ternak lain melainkan ditusuk dengan besi
langsung mengenai jantungnnya, sehingga cara pemotongan babi yang tidak
syar’I tersebut membuat daging babi haram.
3. Babi haram karena mengandung banyak cacing pitanya sehingga bisa membahayakan jika dikonsumsi.
4. Babi juga diharamkan karena hidup dilingkungan yang kotor. \
5. Daging
babi dinyatakan memiliki serabut daging yang lebih sulit untuk dicerna
usus dibandingkan dengan serabut daging sapi atau kambing. Akibatnya,
daya cernanya sangat rendah dan banyak orang akan mengalami gangguan
pencernaan bila makan daging babi. Selain itu, orang mengalami diare
atau muntah-muntah karena makan daging babi. Tapi itu dulu. Sekarang,
dengan begitu majunya ilmu genetika dan dunia peternakan, bisa
dihasilkan babi-babi yang memiliki karakteristik daging yang lebih baik
daripada daging babi dua puluh atau tiga puluh tahun yang lalu. Jika
alasan keharaman daging babi karena kualitas dagingnya yang kurang baik,
maka dengan semakin meningkatnya kualitas daging babi sekarang ini,
seharusnya daging babi dihalalkan. Sekali lagi, pada kenyataannya,
daging babi tetap haram, sebaik apapun kualitasnya!
Yang
saya dapat seperti itu, yang no 1 memang sudah sangat jelas menjawab
bahwa dasar babi diharamkan adalah karena Allah melarangnnya. Tentu saja
segala sesuatu itu ada maksunnya ketika Allah melarang atau
mengharamkan sesuatu, itu yang ingin saya tahu….
Jawaban
no 2 saya belum tahu pasti alasan ini benar atau tidak karena tidak ada
penjelasan terperinsci seprti aturan penyembelihan ternak itu seperti
apa dan bagaimana untuk ternak yang tidak punya leher (belum nyari tau
tepatnya…hehe).
Jawaban no 3, malah aneh ya… selama ini
saya juga belajar mengenai ternak-ternak lainnya seperti sapi, ayam,
domba, kuda dan diantara semua itu juga disaluran pencernaannya beresiko
mengandung cacing pita dan cacing parasit lain tergantung manajement
pemeliharaan dan penanganan kesehaatannya. Dan jawaban ini mudah sekali
dipatahkan.
Jawaban ke 4, babi diharamkan karena dia hidup
dilingkungan yang kotor… hm, ini lebih ga logis juga. Bukannya banyak
ternak yang hidup di lingkungan kotor ya?? Bebek??apalagi lele yang
hidup d comberan pun bisa(kan bukan ternak??!!! tapi kan ikan ini juga
jorok dan halal-halal aja tuh). j
Intinya semua jawaban diatas masih sangat normative dan butuh penjelasan yang bisa lebih menguatkan.
Iseng
buka alamat web salah satu dosen fapet, kebetulan dia pembimbing
akademik saya. Dan ada hal menarik yang saya dapat sebuah e book yang
berjudul “Memanusiakan Babi” untung ga dibalik “Membabikan Manusia” Loh??udah ga usah dibahas (banyak kan yang menyebut mausia dengan sebutan B*b*)…hehe
Ternyata
justru dibuku ini saya menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan
saya selama ini tentang mengapa babi itu diharamkan. Yup, selain
termaktub dalam kitab suci Al Quran ternyata memang ada penjelasan
menarik mengenai kenapa daging babi diharamkan.
Diceritakan bahwa
ketika kasus sumanto lagi gencar-gencarnya (itu loh yang suka
kanibalisme alias makan daging manusia) ternyata hal ini juga terjadi
di negara lain. Pengakuan tentang babi muncul di harian Hamburger Abendblatt yang terbit di Jerman. Armien Meiwes, seorang gay yang menjadi terpidana kasus kanibalisme, mengaku pada harian tersebut bahwa tidak ada perbedaan cita rasa antara daging manusia dengan daging babi.
Pernah
dengar kalau organ babi kompatable jika di translasikan ke tubuh
manusia?? Seperti katup jantung babi yang dijadikan katup jantung
manusia?
Banyak kemiripan antara ukuran
organ-organ tubuhnya, dan lain-lain sangat memungkinkan dilakukannya
perubahan pada babi menjadi seolah-olah mirip manusia dalam upaya
mensukseskan program transplantasi organ babi ke tubuh manusia. Ini akan
dapat terjadi karena adanya teknologi transgenik.
Suatu
saat nanti, tubuh babi akan dihuni gen-gen manusia agar organ-organ babi
yang mengandung gen manusia menjadi mudah ditransplantasikan ke manusia
karena organ tersebut tidak ditolak oleh sistem pertahanan tubuh
(imunitas) pada manusia. Hal ini dilakukan dengan membuat babi
transgenik. Jadi, untuk memenuhi kebutuhan organ dari babi, semakin
banyak dibuat babi transgenik. Lama-kelamaan, melalui perkawinan, babi
non-transgenik kawin dengan babi transgenik sehingga anak keturunannya
juga membawa gen manusia. Semakin lama akan semakin banyak yang demikian
sehingga manusia tidak dapat membedakan babi yang transgenik dan yang
bukan transgenik.
Padahal babi transgenik tadi membawa gen-gen
manusia. Lalu, apa bedanya daging babi dengan daging manusia. Lalu, apa
bedanya daging babi dengan daging manusia?
Itulah,
“mungkin” mengapa sejak awal Allah melarang manusia mengonsumsi daging
babi. Sebuah keinginan Allah tentang sesuatu yang akan terjadi pada
suatu waktu nanti sudah tersurat dalam Al-Qur‟an yang turun ratusan
tahun lalu. Sama halnya ketika para astronom Barat menemukan jutaan
benda-benda bertebaran di langit lepas, Al-Qur‟an telah menyebutkannya
terlebih dahulu. Inikah satu kebenaran dari firman Allah dalam Al-Qur‟an
yang kembali tersingkap? Wallahua’lam… tapi inilah jawaban terlogis
yang penah saya dengar tentang mengapa daging babi diharmkan.
Bukan
tanpa Alasan kenapa Tuhan mengharamkan sesuatu dan menciptakannya di
alam ini…. Begitu juga dengan babi, walau ia diharamkan tapi mungkin dia
memiliki sisi kemanfaatan lain yang belum kita temukan dan salah
satunya mungkin ya untuk membantu manusia dalam bidang kedokteran tadi.
Terus timbul pertanyaan baru, “kenapa liur anjing itu Nazis?”---eits, tar dulu deh. Belum nyari tahu.
Babi
juga bikin saya galau,, harus ikut kunjungan ke peternakan babi hari
sabtu padahal saya ada praktikum mata kuliah SC seharian di fakultas
lain. Mana ga bisa minta tugas lagi, kalau ga bisa ikut harus kunjungan
sendiri… Haduuuuh, mending kalau Cuma laladon ini daerah parung coret
lagi. Grrrrrr
keren.. bahasa nya ringan banget buat aku cerna... terimakasih info nya :D
BalasHapus