Celoteh Si Mak'nun

Minggu, 15 April 2012

Hero to Zero.. (edisi UN)

Saat semuannya tanggal...
saat saya jadi pecundang...
saat harus menelan ludah sendiri..........
saat saya merasa kecewa karenanya...
semua sama dengan nol,..

toeng,..toeng... tau buku Zero To hero ga?? (*bukan zoro...!!!! zero!!


Ujian nasional adalah hidup dan matiku...
Saking ketakutannya, sampe-sampe banyak yang mengatakan demikian. Mengingat moment UAN, yang ternyata sudah tiga tahun yang lalu menysakan beberapa cerita yang masih bisa saya ingat. Sebuah cerita yang membuat saya kecewa pada diri sendiri dan pada Super Hero saya waktu itu. Yap kita sebut dia super hero, kenapa? Dia adalah guru kebanggan  saya, dia adalah bukan sembarangan guru, dia istimewa dimata saya, dia berbeda dari yang lainnya, dia adalah guru yang menjejalkan motivasi hebat, dia adalah guru yang menginspirasi saya, dia guru yang care, dia guru yang merubah mindset kami (setidaknnya pernah mencoba mengubah mindset kami), dia adalah guru ku... guru matematikaku.

Seperti melayang keingatan tiga tahun lalu, yaah terbayang suasana pemantapan, ujian praktikum, drama bahasa inggris dengan lagu “kau cantik hari ini” dan rekam puisi Gie “cahaya bulan”, terbayang hiruk pikuk ujian nasional, terbayang sekolah itu, terbayang guru itu, dan terbayang temanku yang satu itu, teman yang satu-satunnya menjadi pemenang dalam Ujian yang sebenarnnya.
Oia, satu lagi...bukan terbayang tapi teringat, teringat surat itu. Surat untuk sang Hero... dengan segenap kekuatan dan keberanian untuk membuatnnya. Karena dia yang mengajarkan kami untuk berani, berani bicara jika memang tak sesuai dengan nurani.

##
Beneran tak terasa sudah tiga tahun loh ninggalin SMA, hmm....cepatnnya Ya Allah

Semenjak ujian nasional, cita-citaku berubah loh. Memang sejak kecil cita-citaku selalu berubah sih, tapi mlai dari kelas 2 SMP sampai SMA kelas 3 waktu itu keinginan untuk menjadis seorang guru sempat lama bersemayam dalam rentetan cita-citaku. Waktu kelas 2 SMP saya menemukan sosok guru yang insipiring banget, seorang guru bahasa Indonesia yang pandai berpuisi, bapak yang tegas, disiplin dan ramah. Saya kenal dekat dengan beliau karena waktu itu pernah menjuarai lomba cipta puisi tingkat kabupaten dan diantarnnya untuk membacakan puisi tersebut di kabupaten, dari sana saya kenal sosoknya sebagai seorang guru yang luar biasa. Dia juga piawai membaca puisi untuk kami. J. Masuk SMA saya masih kekeuh untuk menjadi sornag guru, dan menemukan sosok guru lain yang menjadi teladan waktu itu, guru yang tidak kalah hebatnnya... yeah my Hero.

Kalau guru SMP saya pandai berpuisi, sedangkan guru yang satu ini pandai memberi motivasi. Saya selalu bersemangat kala jumat tiba. Hari jumat pagi adalah jam mengajar beliau dikelas kami. Dengan senang hati saya akan menjemputnnya ke ruangan  guru dan biasannya membawa buku paket untuk anak-anak kelas (termasuk anak rajin gw, hehe...oia maklum bendahara kelas).

Kami mendengarkannya, menyimaknnya dan menyerapnnya dan mungkin saya salah seorang yang memang hobi mengkonsumsi hal-hal seperti ini, motivasi dan cerita-cerita hebat sehingga benar-benar memperhatikan semuannya dan semuannay secara tidak langsung mengubah mindset saya. Pikiran-pikiran idealis mulai terbentuk, yang salah yah salah, yang benar ya benar. Semua bukan lagi berdasarkan nilai duniawi tapi lebih mendalam dari sekedar itu, kami menggali makna, menggali nilai sebenarnnya. Suatu keganjilan jika semua harus dilakukan dengan kecurangan, benar-benar bertentangan dengan logika yang telah terbentuk, banyak menyakiti perasaan sendiri karena semua itu bertentangan dengan pikiran. Tapi itu memang yang seharusnnya, kenapa harus mengikuti yang kebanyakan padahal mereka akan menuju jurang. Karena kamu takut? Karena kamu pengecut? Yah benar... itu kenyataannya, saya terlalu takut.

Tapi semua itu percuma, anda membangun bongkahan salju di pikiran kami namun sekejap kami harus meruntuhkannya, melelhkannya..... dan anda hanya diam. Kekecewaan terbesar yang hingga kini masih belum bisa saya mengerti, kenapa? Bukankah kita harus berani? Itu yang anda ucapkan pada kami. Entah rekasi apa ketika anda membaca surat saya waktu itu, (*konyol), itulah hal konyol yang sangat berarti bagi saya. Menulsi surat untuk anda, mempertanyakan kenapa semua seperti tidak ada apa-apa, semua baik-baik saja padahal semua tidak seperti yang seharusnnya.  Semua ini bertentangan dengan apa yang kita pahami, mungkin saya akan lebih berani untuk tidak melakukannya jika anda membantu saya setidaknnay terus memberikan dorongan untuk tetep bertahan pada yang seharusnnya. Anda diam dan tersenyum.... melihat saya bersama yang lainnya, hanyut terbawa ombak.

Tidak sepatutnnya menyalahkan orang lain.... yah tentu. Maaf...maaf.... cuma agak terbawa suasana (Wooo..)

Tapi My Hero menjadi sebab akibat dari semuannya. Menjadi sebab dari perubahan cara pandangku pada seorang guru, aku tak mau menjadi guru jika resikonnya sebesar itu. Aku tidak mau menjadi guru jika harus mengorbankan banyak hal dilematis semacam kelulusan, aku tidak mau jadi guru jika harus mengorbankan prinsip hidup dan idealism yang kupegang. Idealis itu penting, jika dasarnnya adalah akidah dan agama. Tak ada yang boleh menggugatnnya. Kecuali kamua adalah orang yang tidak punya pendirian.

Dan beberapa bulan yang lalu, kakak perempuanku yang besik keilmuannya adalah keguruan yaitu B.inggris mengundurkan diri dari tempatnnya mengajar. Alasannya adalah satu, masalah ujian nasional dan perna guru yang tidak sepatutnnya. Dia meninggalkannya walaupun waktu itu belum memiliki peekrjaan lain, tapi keyakinannya akan janji Tuhan, Maka barangsiapa yang meninggalkan sesuatu apapun karena Allah maka Allah ‘azza wa jalla akan menggantinya dengan sesuatu yang lebih baik dari apa yang dia tinggalkan tersebut”  sekarang dia bisa bekerja untuk Dinas Sosial dan itu sesuai dengan apa yang dia inginkan, sejalan dengan nuraninnya. Membantu masyarakat kecil. Kami memang tidak dibesarkan dikeluarga kaya raya, hingga tahu benar nikmatnnya dibantu orang dan membantu orang kecil itu seperti apa. Tak terkira.... 

Takut, pasti takut jika kita akan ujian.... tapi seharusnnya itu tak terjadi jika kita sudah berusaha sebaik mungkin. Jika kita percaya padaNya. Dosa dan neraka harusnnya tetap menjadi yang menakutkan agar kita tetap dijalanNya.. (benar juga yah kalau ga ada neraka kita akan terus leha2). Bukan ujian, ga lulus ujian emang dosa?? (yang dosa itu jika kita tidak belajar dengan sungguh-sungguh dan tidak mengamalkan ilu yang didapa, gitu bukan?hehe), nggak loh? Dosa itu kalau kita curang, kalau kita tidak jujur (terlebih pada diri sendiri..ehm)

Masalhnnya kita tidak tahu apakah kita belajar dengan sungguh-sungguh? Kita tidak PD...!!! benar? Kalau emang PD mah ngapain takut...

Si teguh juga bentar lagi ujian nasional (SMP), heuuuu gw yang takut... masalahnnya gw ga tau dia belajar sungguh-sungguh atau tidak. Ya Allah bantu adik hamba... semoga engkau berkenan meluluskan dia. Amiiin

Back to My hero
Sejak saat itu pokoknya kecewa berat, pokoknnya “hero to zero”. Hahahahaa.... nyambung ga yah
Ambil hikmahnnya aja lah, banyak pelajaran penting disana. Saat-saat mudamu, ceileeeh setidaknnay lebih berwarna daripada yang lainnya, setidaknnya banyak hal yang membuat hidupmu berubah sehingga cita-citaku bukan lagi menjadi seorang guru tapi jadi seorang dosen (Amiiiiiiiiiiin, hehe) kan dosen ga usah susah-susah lulusin mahasiswannya. Kalau mau lulus yah usaha sendiri buat lulus... pokoknnya beda deh. Jadi apapun yang penting tidak keluar dari jalanNya... jadi ibu rumah tangga pun kenapa tidak, jika itu adalah jalan terbaik untuk menggapai Jannah’y, mendidik generasi yang lebih baik. Generasi islam.  Semua telah Engkau gariskan......

Kangen my heroooooooooo... saya hanya kecewa, bukan berarti saya kehilangan semua kenangan manis tentang anda, hahaha... semua bukan salah bapak, sudah terlalu bnayk oknum. Bocoran dsb. Bukan lagi hal yang tabu,(masih mau menutup mata?pura-pura ga tahu?) Saya tahu posisi bapak sulit. bapak tetap jadi guru terbaik saya J semoga panjang umur pak guru ku.

Saat harus kembali ke titik nol........... 


(*sudah cape, tak bisa meneruskan lebih panjang lagi
Sukses buat yang mau ujian besok.. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar