Celoteh Si Mak'nun

Sabtu, 14 April 2012

siluet si mata senduu..

“Mel??lu gila?seriusan dia orangnnya?”

“lha emang kalo iya kenapa...?” gadis berjilbab yang sedang bersemu merah di pipinya itu malah balik bertanya.

“ga salah? Itu kan si Rizal..”

“lu kenal?wah bagus dong... sekalian gw bisa Tanya-tanya soal dia ke lu ya, dia suka apa?hobinya apa?lu kenal dia deket kan?”


“i..i..ia” gadis ini benar-benar tak menyangka sahabatnya tertarik dengan laki-laki seperti ini.. ga salah minum obat kan ni anak

“Fay, kok lu diem aja sih..?jadi gimana, keren kan orangnnya..?selera gue tinggi dong fay, ga mungkin yang ecek-ecek lah. Pokoknnya sekali jatuh, gw mau ke tempat yang oke fay ga mau jatuh ke sembarang tempat dan dia orang yang pantas ketiban hati gue..Hahahahaaa” terdengar suara renyah tawa gadis remaja sepanjang lorong menuju kantin.

###
                Tuhan, maafkanlah jika ini sebuah dosa dan sungguh seharusnya aku malu karenanya. Aku menemukannya Tuhan, belahan jiwaku, dan kuharap akulah tulang rusuknnya. Tuhan, matanya.... aku tak bisa berpaling jika teringat mata itu, sendu...sayu.... tak ada mata seindah itu, itulah mata terindah yang pernah kutemukan, mata itu... ciptaanmu yang maha sempurna. Aku malu mengakuinya, tapi aku tak sanggup menyembunyikannya darimu yang kuyakin sudah mengetahuinya. Aku hanya ingin jujur, jujur padaMu sebagai Tuhanku, dan jujur pada diriku sendiri. Aku mencintainya....

###
“gue dah siap kok, naskahnnya udah gue Hafal semalam.”

Oh senyumnnya Tuhan, betapa sulit untukku menjaga hati ini..

“Mel??”

“Oh...i..iya... gue juga udah hafal kok” melani tersadar dari lamunan singkatnya yang menyerang tiba-tiba.

“Jadi gimana latihan sekarang?kok yang lain pada belum datang...”

“Masih dijalan mungkin” jawab melani sekenannya, ia tampak menyibukan diri dengan perlengkapan untuk acara nanti.

“Mel..??kamu kenapa?sakit?kok gugup begitu..aku bantuin ya”

Reflex melani menyingkirkan tangan Rizal yang hendak membantunya “Nggak usah Zal, gw bisa sendiri. Lu mending cek slide sama musiknnya di lapotop gw aja ya” melani tersenyum tipis seraya menepis semua khayalannya yang mungkin bisa muncullagi jika Rizal terus didekatnya.

“Oh, Oke..mana sini laptopnnya”

“itu ambil aja di tas gue”

###

                Dia tak pernah berkata manis tuhan, tapi setiap ucapannya melebihi manisnnya madu dimataku. Dimataku setiap kata yang terucap olehnnya bak melodi-melodi yang menari-nari, membuatku terbang...melayang, seperti tak ada lagi grafitasi yang menariku ke bumi. Senyumnnya, Devil sangat... sulit diartikan, namun terpancar ketulusan darinya. Sosok polos, dingin, jarang dia berseda gurau... dia ramah, hangat bersahabat, aku merasa nyaman bersamanya Tuhan, salahkah??

###

“Yah..kok kita kebagian siang sih Fik?bukannya tadinya urutan 6 ya...” Melani kesal jam tampil mereka berubah.

“Kemarin sih gitu Mel, tapi pas tadi pagi technical meting lagi nomornnya di undi ulang” Fikri sang ketua kelompok mulai menggaruk-garuk kepalannya yang tidak gatal dan membenarkan letak tompel buatannya yang mulai tak beraturan.

“Udah, ga papa berarti kita masih ada kesempatan latihan lagi kan..” Rizal menengahi Fikri dan Melani sekaligus menyela melani yang mau berkomentar lebih panjang lagi.

“Yasssssh....” Melani hanya bisa mendegus kesal.

###
                Tuhan, aku hanya mengaguminya.. sungguh aku hanya berharap dialah kelak yang akan menjadikanku wanita paling bahagia. Aku tahu dia belum tentu memiliki perasaan yang sama denganku,bukankah ini yang disebut cinta yang tulus... entah dia mencintaiku atau tidak, aku akan tetap menyayanginya, menjadikannya mahkota di hati ini. Aku berjanji tak akan terluka jika saatnya kutahu kami tak berjodoh. Tapi untuk saat ini, biarkanlah rasa ini tetap dihatiku Tuhan... aku merasa bahagia dengan perasaan ini, gelisah kadang dan tak karuan tapi aku menikmatinya Tuhan, ini Cinta...Cintaku.

###
“Gue solat dulu ya” ucap melani sambil melambaikan tangan sekenannya, ia masih kesal dengan kemunduran jadwal tampil mereka yang tiba-tib dan sepihak. Teman-temannya hanya mengangguk mengiyakan.

###
                Tuhan, bukankah semua ini adalah ciptaanmu?termasuk perasaan yang kurasa kini.... jangan salahkan hamba tuhan, jika angin timur ternyata berkenan menitipkan perasaan ini dalam dadaku. Aku tak pernah memintannya.... namun saat ia datang tak kuasa untukku menolak aromannya, bahkan aroma zaitun pun tak sanggup menutupi aroma cinta. Menggoda, dan aku tergoda olehnnya. Mungkin aku salah, harusnnya aku tidak ikut terbuai olehnnya. Tapi bukankah ini fitrahku sebagai manusia? Manusia yang lemah... aku tahu aku lemah tuhan, aku tak kuasa menahan semua ini, bahkan untuk sekedar menghindarinya. Aku tak bisa untuk tidak mengakuinnya, untuk tidak jujur bahwa ada getaran lain yang membawaku ke ruang mimpi yang begitu indah...

###
@Mushola

                Tuhan, ada apa denganku??kakiku bergetar hebat, dan getaran dalam dada ini....kenapa?kenapa sangat berbeda??bukan ini getaran yang biasa kurasakan saat melihatnnya, bukan...mukannya bercahaya dan rambutnnya basah terkena iar wudhu, Tuhan... dadaku sangat sesak, palingkan mukaku darinya Tuhan!! Aku tak sanggup melihatnya... dadaku sesak seketika, Gelap...

####
“Mel,,bangun Mel....”

“Hhh..”

“Bangun Mel... lu kenapa sih?kayak yang abis ngeliat hantu aja, apa lu sakit?” Ujar Fatimah sambil terus memijat sela jari tangan Melani dengan minyak kayu putih.

“gue.....ga kenapa-kenapa kok”

“Yakin??tapi muka lo pucat gitu...gue anterin pulang aja ya..”

“Jangan! Gue bentar lagi tampil Fat, kasian temen-temen kelompom gue kalao kita batal tampil gara-gara gue”

“lu yakin?”

“iya, anterin gue ke sana aja ya..”

“Terserah deh”
###

                Tuhan, malaikatkah yang baru saja kulihat?? Kenapa  mukannya begitu bercahaya.... dia bukan Rizal yang biasanya kulihat, bukan. Dia sosok lain, aku yakin itu bukan dia!! Kenapa aku tak sanggup melihatnnya??kenapa getaran yang kurasakan begitu berbeda, begitu mengguncang batinku hingga ia lumpuh dan tak sadarkan diri..?? ada apa tuhan...?bahkan aku tak sanggup melihatnnya.... melihat wajahnnya yang bercahaya diterpa air wudhu.

###

“Kamu dari mana aja Mel?kita dari tadi nungguin lu mau latihan gimana sih..!” Tanya Fikri saat melihat Melani datang.

“Eh Fikri... jangan maen serobot gitu dong, Melani tadi pinsan tau! Untung ada gue di Mushola.” Saut Fatimah langsung ikut-ikutan sewot denger Fikri yang mau menyalahkan temannya.

“Lu sakit Mel??dari tadi pagi emang muka lu pucet Mel...lu balik aja ya?” Rizal mendekati Fikri dan menyentuh bahunya.

“Nggak kok, gue udah baikan..kita mulai latihan aja ya, setengah jam lagi kan kita tampil” ucap melani sambil menggeliat
mencoba meyakinkan teman-temannya kalau dia benar-benar tidak sakit.

“Beneran?” Tanya Fikri.

“Iye... Hayu ah mulai, tar ga maksimal lagi”

####
                Tuhan.... malam ini, setelah sujudku untuk kesekiankalinnya menyembahMu.. kau memberikan jawaban atas pertanyaanku. Saat ku melihatnnya begitu berbeda di mushola, aku tahu dia bukan malaikat.. dia Rizal, yah Rizal yang biasa kukenal. Tapi...tapi kenapa getaran yang kurasa saat itu begitu berbeda tuhan.., . Saat nafasku mulai sesak dan tersenggal, saat itulah kurasakan sesal yang amat tersangat, rasa sesal yang keluar dari rasa cintaku padannya yang begitu besar, rasa kagumku yang seharusnnya tidak kumiliki, sesal...... saat itulah angin barat menerpaku, menampar wajahku tanpa ampun.
Tatapan kagum yang biasa kurasakan saat melihatnnya, berubah menjadi perasaan malu dan sesat yang begitu mendalam..karena aku tak pantas menatapnnya seperti itu, bukankah dia haram bagiku? Kemana pemahaman itu?aku merasa malu...malu atas kelancangan mataku yang berani menatapnnya dan menyemaikan benih-benih cinta dari tatapan itu dalam hati. Maafkan hamba Mu ini Tuhan....... hamba tak kuasa menahannnya, karena hamba memang mebiarkannay tumbuh subur dan terus memupuknnya. Hamba bersalah padanya dan pada jodohku kelak. Aku telah menghianati sang pemilik tulang rusukku yang telah kau gariskan untukku dengan kelakuan hamba yang sungguh memalukan ini Tuhan, dengan berani mencintai seseorang yang belum tentu dialah pemiliki tulang rusukku. Tuhan, betapa rendahnnya aku... tak bisa menjauhi laranganMu! Dia hambamu yang taat, dia tak berdosa Tuhan.. ampuni dosaku Tuhan, menjadikan mata sendunnya sebagai alasan untuk berbagai harapan dan angan yang tak sepantasnya.

2 komentar:

  1. hm, itu kisah nyatakah? seperti nelihat siluet een di sana.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lusiiiiiiiiiiii........iii....???? bukan lus, just fiktif :D

      Hapus