“Mel??lu gila?seriusan dia orangnnya?”
“lha emang kalo iya kenapa...?” gadis berjilbab yang sedang bersemu merah di pipinya itu malah balik bertanya.
“ga salah? Itu kan si Rizal..”
“lu kenal?wah bagus dong... sekalian gw bisa Tanya-tanya soal dia ke lu ya, dia suka apa?hobinya apa?lu kenal dia deket kan?”
“i..i..ia” gadis ini benar-benar tak menyangka sahabatnya tertarik dengan laki-laki seperti ini.. ga salah minum obat kan ni anak
“Fay,
kok lu diem aja sih..?jadi gimana, keren kan orangnnya..?selera gue
tinggi dong fay, ga mungkin yang ecek-ecek lah. Pokoknnya sekali jatuh,
gw mau ke tempat yang oke fay ga mau jatuh ke sembarang tempat dan dia
orang yang pantas ketiban hati gue..Hahahahaaa” terdengar suara renyah
tawa gadis remaja sepanjang lorong menuju kantin.
###
Tuhan,
maafkanlah jika ini sebuah dosa dan sungguh seharusnya aku malu
karenanya. Aku menemukannya Tuhan, belahan jiwaku, dan kuharap akulah
tulang rusuknnya. Tuhan, matanya.... aku tak bisa berpaling jika
teringat mata itu, sendu...sayu.... tak ada mata seindah itu, itulah
mata terindah yang pernah kutemukan, mata itu... ciptaanmu yang maha
sempurna. Aku malu mengakuinya, tapi aku tak sanggup menyembunyikannya
darimu yang kuyakin sudah mengetahuinya. Aku hanya ingin jujur, jujur
padaMu sebagai Tuhanku, dan jujur pada diriku sendiri. Aku
mencintainya....
###
“gue dah siap kok, naskahnnya udah gue Hafal semalam.”
Oh senyumnnya Tuhan, betapa sulit untukku menjaga hati ini..
“Mel??”
“Oh...i..iya... gue juga udah hafal kok” melani tersadar dari lamunan singkatnya yang menyerang tiba-tiba.
“Jadi gimana latihan sekarang?kok yang lain pada belum datang...”
“Masih dijalan mungkin” jawab melani sekenannya, ia tampak menyibukan diri dengan perlengkapan untuk acara nanti.
“Mel..??kamu kenapa?sakit?kok gugup begitu..aku bantuin ya”
Reflex
melani menyingkirkan tangan Rizal yang hendak membantunya “Nggak usah
Zal, gw bisa sendiri. Lu mending cek slide sama musiknnya di lapotop gw
aja ya” melani tersenyum tipis seraya menepis semua khayalannya yang
mungkin bisa muncullagi jika Rizal terus didekatnya.
“Oh, Oke..mana sini laptopnnya”
“itu ambil aja di tas gue”
###
Dia tak pernah berkata manis tuhan, tapi setiap ucapannya melebihi
manisnnya madu dimataku. Dimataku setiap kata yang terucap olehnnya bak
melodi-melodi yang menari-nari, membuatku terbang...melayang, seperti
tak ada lagi grafitasi yang menariku ke bumi. Senyumnnya, Devil
sangat... sulit diartikan, namun terpancar ketulusan darinya. Sosok
polos, dingin, jarang dia berseda gurau... dia ramah, hangat bersahabat,
aku merasa nyaman bersamanya Tuhan, salahkah??
###
“Yah..kok kita kebagian siang sih Fik?bukannya tadinya urutan 6 ya...” Melani kesal jam tampil mereka berubah.
“Kemarin
sih gitu Mel, tapi pas tadi pagi technical meting lagi nomornnya di
undi ulang” Fikri sang ketua kelompok mulai menggaruk-garuk kepalannya
yang tidak gatal dan membenarkan letak tompel buatannya yang mulai tak
beraturan.
“Udah, ga papa berarti kita masih ada
kesempatan latihan lagi kan..” Rizal menengahi Fikri dan Melani
sekaligus menyela melani yang mau berkomentar lebih panjang lagi.
“Yasssssh....” Melani hanya bisa mendegus kesal.
###
Tuhan, aku hanya mengaguminya.. sungguh aku hanya berharap dialah kelak
yang akan menjadikanku wanita paling bahagia. Aku tahu dia belum tentu
memiliki perasaan yang sama denganku,bukankah ini yang disebut cinta
yang tulus... entah dia mencintaiku atau tidak, aku akan tetap
menyayanginya, menjadikannya mahkota di hati ini. Aku berjanji tak akan
terluka jika saatnya kutahu kami tak berjodoh. Tapi untuk saat ini,
biarkanlah rasa ini tetap dihatiku Tuhan... aku merasa bahagia dengan
perasaan ini, gelisah kadang dan tak karuan tapi aku menikmatinya Tuhan,
ini Cinta...Cintaku.
###
“Gue
solat dulu ya” ucap melani sambil melambaikan tangan sekenannya, ia
masih kesal dengan kemunduran jadwal tampil mereka yang tiba-tib dan
sepihak. Teman-temannya hanya mengangguk mengiyakan.
###
Tuhan, bukankah semua ini adalah ciptaanmu?termasuk perasaan yang
kurasa kini.... jangan salahkan hamba tuhan, jika angin timur ternyata
berkenan menitipkan perasaan ini dalam dadaku. Aku tak pernah
memintannya.... namun saat ia datang tak kuasa untukku menolak
aromannya, bahkan aroma zaitun pun tak sanggup menutupi aroma cinta.
Menggoda, dan aku tergoda olehnnya. Mungkin aku salah, harusnnya aku
tidak ikut terbuai olehnnya. Tapi bukankah ini fitrahku sebagai manusia?
Manusia yang lemah... aku tahu aku lemah tuhan, aku tak kuasa menahan
semua ini, bahkan untuk sekedar menghindarinya. Aku tak bisa untuk tidak
mengakuinnya, untuk tidak jujur bahwa ada getaran lain yang membawaku
ke ruang mimpi yang begitu indah...
###
@Mushola
Tuhan,
ada apa denganku??kakiku bergetar hebat, dan getaran dalam dada
ini....kenapa?kenapa sangat berbeda??bukan ini getaran yang biasa
kurasakan saat melihatnnya, bukan...mukannya bercahaya dan rambutnnya
basah terkena iar wudhu, Tuhan... dadaku sangat sesak, palingkan mukaku
darinya Tuhan!! Aku tak sanggup melihatnya... dadaku sesak seketika,
Gelap...
####
“Mel,,bangun Mel....”
“Hhh..”
“Bangun
Mel... lu kenapa sih?kayak yang abis ngeliat hantu aja, apa lu sakit?”
Ujar Fatimah sambil terus memijat sela jari tangan Melani dengan minyak
kayu putih.
“gue.....ga kenapa-kenapa kok”
“Yakin??tapi muka lo pucat gitu...gue anterin pulang aja ya..”
“Jangan! Gue bentar lagi tampil Fat, kasian temen-temen kelompom gue kalao kita batal tampil gara-gara gue”
“lu yakin?”
“iya, anterin gue ke sana aja ya..”
“Terserah deh”
###
Tuhan,
malaikatkah yang baru saja kulihat?? Kenapa mukannya begitu
bercahaya.... dia bukan Rizal yang biasanya kulihat, bukan. Dia sosok
lain, aku yakin itu bukan dia!! Kenapa aku tak sanggup
melihatnnya??kenapa getaran yang kurasakan begitu berbeda, begitu
mengguncang batinku hingga ia lumpuh dan tak sadarkan diri..?? ada apa
tuhan...?bahkan aku tak sanggup melihatnnya.... melihat wajahnnya yang
bercahaya diterpa air wudhu.
###
“Kamu dari mana aja Mel?kita dari tadi nungguin lu mau latihan gimana sih..!” Tanya Fikri saat melihat Melani datang.
“Eh
Fikri... jangan maen serobot gitu dong, Melani tadi pinsan tau! Untung
ada gue di Mushola.” Saut Fatimah langsung ikut-ikutan sewot denger
Fikri yang mau menyalahkan temannya.
“Lu sakit Mel??dari tadi pagi emang muka lu pucet Mel...lu balik aja ya?” Rizal mendekati Fikri dan menyentuh bahunya.
“Nggak kok, gue udah baikan..kita mulai latihan aja ya, setengah jam lagi kan kita tampil” ucap melani sambil menggeliat
mencoba meyakinkan teman-temannya kalau dia benar-benar tidak sakit.
“Beneran?” Tanya Fikri.
“Iye... Hayu ah mulai, tar ga maksimal lagi”
####
Tuhan....
malam ini, setelah sujudku untuk kesekiankalinnya menyembahMu.. kau
memberikan jawaban atas pertanyaanku. Saat ku melihatnnya begitu berbeda
di mushola, aku tahu dia bukan malaikat.. dia Rizal, yah Rizal yang
biasa kukenal. Tapi...tapi kenapa getaran yang kurasa saat itu begitu
berbeda tuhan.., . Saat nafasku mulai sesak dan tersenggal, saat itulah
kurasakan sesal yang amat tersangat, rasa sesal yang keluar dari rasa
cintaku padannya yang begitu besar, rasa kagumku yang seharusnnya tidak
kumiliki, sesal...... saat itulah angin barat menerpaku, menampar
wajahku tanpa ampun.
Tatapan kagum yang biasa kurasakan
saat melihatnnya, berubah menjadi perasaan malu dan sesat yang begitu
mendalam..karena aku tak pantas menatapnnya seperti itu, bukankah dia
haram bagiku? Kemana pemahaman itu?aku merasa malu...malu atas
kelancangan mataku yang berani menatapnnya dan menyemaikan benih-benih
cinta dari tatapan itu dalam hati. Maafkan hamba Mu ini Tuhan.......
hamba tak kuasa menahannnya, karena hamba memang mebiarkannay tumbuh
subur dan terus memupuknnya. Hamba bersalah padanya dan pada jodohku
kelak. Aku telah menghianati sang pemilik tulang rusukku yang telah kau
gariskan untukku dengan kelakuan hamba yang sungguh memalukan ini Tuhan,
dengan berani mencintai seseorang yang belum tentu dialah pemiliki
tulang rusukku. Tuhan, betapa rendahnnya aku... tak bisa menjauhi
laranganMu! Dia hambamu yang taat, dia tak berdosa Tuhan.. ampuni dosaku
Tuhan, menjadikan mata sendunnya sebagai alasan untuk berbagai harapan
dan angan yang tak sepantasnya.
hm, itu kisah nyatakah? seperti nelihat siluet een di sana.
BalasHapusLusiiiiiiiiiiii........iii....???? bukan lus, just fiktif :D
Hapus